Jumat 22 Feb 2019 16:42 WIB

Larangan Ini Ampuh Kurangi Konsumsi Lemak Trans di New York

Larangan pemakaian lemak trans di restoran berlaku selama 13 tahun

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ayam goreng
Foto: flickr
Ayam goreng

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sudah lebih dari satu dekade pemerintah New York memberlakukan larangan pemakaian lemak trans buatan di restoran-restoran. Aturan yang mulai diterapkan pada 2006 itu dinilai efektif membuat warga mengurangi konsumsi lemak tak sehat.

Departemen Kesehatan dan Kebugaran Mental Kota New York melakukan riset untuk membuktikannya. Para peneliti menganalisis sampel darah warga kota yang sudah berusia dewasa, sebelum dan sesudah larangan. Warga juga diminta mengisi survei gizi dan kesehatan.

Baca Juga

Pengambilan 212 sampel pertama dilakukan pada 2004, disusul 247 sampel sepanjang 2013–2014. Hasilnya adalah penurunan lemak dari 49,2 mikromol per liter menjadi 21,3 mikromol per liter. Artinya, kadar lemak trans dalam darah warga New York turun sekitar 57 persen.

Salah satu peneliti, Sonia Angell, mengatakan bahwa penurunan level lemak trans pada warga yang suka makan di luar rumah terlihat lebih mencolok, yaitu 62 persen. Menurut studi, satu dari lima warga New York lebih sering makan di luar.

Temuan itu sudah dipublikasikan secara daring lewat American Journal of Public Health. Angell menjelaskan, lemak trans biasanya dijumpai dalam makanan yang digoreng, dipanggang, atau dimasak dalam minyak nabati yang terhidrogenasi sebagian. 

Lemak itu meningkatkan jumlah lipoprotein densitas rendah (umumnya dikenal sebagai kolesterol jahat) di dalam tubuh sekaligus menurunkan lipoprotein densitas tinggi (kolesterol baik). Mengurangi konsumsinya berarti menekan risiko penyakit jantung dan gangguan kesehatan lain.

"Menurut kami, keberhasilan (larangan) ini merupakan kemenangan bagi seluruh warga New York, khususnya bagi mereka yang kerap makan di luar," kata Angell yang juga menjabat sebagai wakil deputi di departemen kesehatan, dikutip dari laman Science News.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement