Jumat 22 Feb 2019 12:14 WIB

Hainan Larang Plastik Sekali Pakai pada 2025

Pencemaran plastik mencuat sebagai masalah lingkungan hidup terbesar di Cina.

Botol air mineral dalam kemasan merupakan salah satu sampah plastik terbanyak.
Foto: Putra M Akbar
Botol air mineral dalam kemasan merupakan salah satu sampah plastik terbanyak.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Provinsi Hainan di Cina akan melarang produksi, penjualan, dan pemakaian seluruh bentuk plastik tak terurai sekali pakai pada 2025. Langkah tersebut diambil guna mengurangi pencemaran.

Hainan menjadi wilayah pertama di Cina yang secara resmi menjanjikan penghapusan plastik tak terurai sekali pakai. Menurut perkiraan pemerintah, provinsi tersebut menggunakan 120 ribu ton materi tersebut setiap tahun.

Baca Juga

Menurut China News Service, Kamis malam (21/2), Hainan akan mengeluarkan standar baru dan membentuk sistem pemantauan dan pelaksanaan sebelum akhir tahun.

Pencemaran plastik mencuat sebagai masalah lingkungan hidup terbesar di Cina.

Sangat banyak limbah plastik yang tidak ditangani, terkubur di tanah-tanah atau dibuang ke sungai. Cina sudah mengembangkan tingkat daur ulang dan membangun puluhan penggunaan sumber-sumber yang lebih luas untuk memastikan pemakaian lebih banyak produk yang bisa digunakan ulang.

Pemerintah juga sedang menata langkah baru memperketat pemakaian kemasan plastik oleh jasa pengiriman dan perusahaan makanan yang menjadi penyebab lonjakan limbah plastik dalam beberapa tahun belakangan. Proses pendauran ulang limbah plastik di Cina biasa mengimpor limbah dari Amerika dan Eropa. Pemerintah membatalkan pengiriman plastik mulai 2018, antara lain untuk mendorong perusahaan memproses limbah dalam negeri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement