Jumat 15 Feb 2019 10:34 WIB

Cara Yogyakarta Tingkatkan Lama Masa Tinggal Wisatawan

Rata-rata wisatawan bertahan di Yogyakarta adalah 2,1 hari.

Wisatawan menikmati suasana sore di atas Tebing Breksi, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (1/1).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Wisatawan menikmati suasana sore di atas Tebing Breksi, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (1/1).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berupaya meningkatkan lama tinggal wisatawan. Salah satu caranya dengan menggelar pertunjukan malam secara rutin di sejumlah destinasi wisata di daerah itu selama 2019.

"Kami akan menghidupkan suasana malam di Yogyakarta dengan pertunjukan dan atraksi wisata," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo di Yogyakarta, Jumat (15/2).

Menurut Singgih, meski terus meningkat, lama tinggal wisatawan atau length of stay (LOS) di DIY masih terbilang rendah. Hingga saat ini rata-rata lama tinggal wisatawan baik mancanegara maupun domestik mencapai 2,1 hari. "Memang dari tahun ke tahun LOS mengalami peningkatan, namun tidak signifikan," kata dia.

Ia mengatakan bersama para pemangku kepentingan di lima kabupaten/kota Dinas Pariwisata DIY akan menggalakkan pertunjukan atau atraksi budaya di malam hari. Singgih menyebutkan salah satu contoh pertunjukan di malam hari yang akan secara rutin lagi dikembangkan adalah pementasan Legenda Sugriwa-Subali di Gowa Kiskendo, di Desa Jatimulyo, Kulon Progo.

Kisah manusia kera yang populer dalam wiracarita Ramayana itu, kata dia, akan dirutinkan kembali pada malam hari sebulan sekali. "Di Kabupaten Sleman juga akan kami hadirkan pementasan-pementasan di malam hari seperti di Tebing Breksi yang telah memiliki amphiteater terbuka. Di Bantul juga banyak lokasi di antaranya di Mangunan," kata dia.

Selama 2019 Dinas Pariwisata DIY menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun Nusantara mencapai 5,9 juta orang. Singgih optimistis target itu akan tercapai seiring operasional Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo pada 2019. Hal itu diyakini akan lebih banyak menarik wisatawan mancanegara ke Kota Gudeg itu.

"April nanti NYIA mulai dioperasikan secara terbatas dan di akhir 2019 mayoritas fasilitas bandara juga sudah digunakan. Ini akan menarik lebih banyak wisatawan mancanegara ke sini karena penerbangan langsung ke Yogyakarta akan bertambah banyak," kata Singgih Raharjo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement