REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika mengalami hari yang buruk, sebagian orang memperbaiki suasana hati dengan memesan makanan atau camilan favorit. Keinginan makan menu kesukaan tertentu saat bad mood menjadi salah satu bukti bahwa makanan sangat berpengaruh pada kondisi otak.
Studi tahun 2018 yang diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism menemukan bahwa makanan yang mengandung rasio lemak 1:2 terhadap karbohidrat menyebabkan efek dramatis pada otak. Dengan menyantap makanan itu, seseorang bisa merasa lebih bahagia.
Kombinasi nutrisi pada sejumlah makanan serupa dengan perbandingan rasio lemak pada karbohidrat yang ditemukan dalam air susu ibu (ASI). Para peneliti menduga, hal itu mungkin menjelaskan mengapa sebagian orang menganggap pizza, cokelat, dan es krim sangat menghibur.
Studi mengungkap, kombinasi lemak dan karbohidrat itu bisa berdampak kuat. Sampai-sampai, banyak orang bersedia membayar tiga kali lebih banyak untuk makanan yang mengandung kombinasi keduanya dibandingkan hanya lemak atau hanya karbohidrat.
Selain meningkatkan mood, makanan juga sangat memengaruhi fungsi kognitif otak. Demi kesehatan otak yang optimal, pakar kesehatan menyarankan agar tidak mengasup gula, karbohidrat, dan alkohol dalam jumlah berlebihan.
Tentu saja, tubuh setiap orang berbeda sehingga merespons makanan juga dengan cara berlainan. Ada yang merasa lebih baik saat mengonsumsi kombinasi nutrisi tertentu, yang tidak sama jika dibandingkan dengan orang lain.
Tidak perlu takut untuk bereksperimen sampai menemukan kombinasi paling cocok. Selain itu, banyak faktor lain turut berperan, seperti tingkat aktivitas, penyakit, usia, dan jenis kelamin. Pilihan terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter.
Ahli gizi holistik Miriam Amselem menyebut diet Mediterania sebagai salah satu pola makan yang sudah terbukti mengoptimalkan kesehatan otak. Dia menyarankan kombinasi seimbang antara protein, lemak sehat, karbohidrat, serta vitamin dan mineral.
Sejumlah opsi menu yang bisa digabungkan termasuk ikan, yogurt, telur, minyak zaitun, kacang-kacangan, salmon, sayuran, buah-buahan, serta biji-bijian. Pisang yang kaya kalium, vitamin C, dan vitamin B juga bisa menjadi opsi karena efektif mengisi ulang energi otak.
"Ada kaitan langsung antara kesehatan otak dengan kesehatan jantung, dan salah satu cara terbaik untuk mencapainya adalah melalui diet Mediterania," kata perempuan asal Florida, Amerika Serikat, itu, dikutip dari laman Elite Daily.