REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki banyak sekali pahlawan-pahlawan yang telah berjasa untuk negeri. Namun, masih ada anak-anak muda yang belum mengetahui sejarah para pahlawan.
Ketua Bidang Humas dan Kerjasama Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPNI) B.R.A Koosmariam Djatikusumo mengungkapkan anak-anak harus belajar sejarah soal pahlawan Indonesia sedini mungkin. Tepatnya, sejak anak-anak sudah bisa menangkap cerita-cerita orang tuanya.
“Kan orang tua kalau sebelum tidur suka menceritakan tentang cerita anak-anak, (seperti) Bawang Merah Bawang Putih. Itu bisa diganti dengan cerita pahlawan, seperti Dewi Sartika,” ujar Koosmariam di acara peluncuran buku seri Bografis Pahlawan Nasional di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
IKPNI telah menyusun buku berjudul Dewi Sartika dan Wahid Hasyim. Buku ini sudah diterbitkan oleh Esensi, Penerbit Erlangga.
Namun ada yang berbeda dari dua buku pahlawan tersebut. Kisah yang diceritakan tidak berbentuk tulisan, tetapi berbentuk komik. Buku ini dapat diperuntukkan untuk anak-anak usia 10 tahun ke atas dan dijual seharga Rp 45 ribu.
“Kalau mereka belajar dari buku biasa kurang menarik. Jadi, kita bikin yang bergambar sehingga anak-anak kecil pun tertarik untuk membaca atau melihat buku ini,” katanya.
Sosok Dewi Sartika selalu dikenang sebagai wanita yang mandiri dan kontroversial pada masanya. Di tengah kentalnya nilai-nilai tradisi, Dewi Sartika berani mendobrak kekakuan tradisi yang membelenggu nasib para perempuan yang dirugikan.
Visi besarnya untuk mengantar perempuan menjadi berdaua dan tidak henti belajar pun terwujud dalam pembentukan lembaga pendidikan bagi kau perempuan. Dari sana ia berangkat membawa perubahan, memberi pelajaran dan belajar dari siswanya.
Sementara itu, sosok Wahid Hasyim dikatakan sebagai kyai yang mandiri dan reformis . Wahid Hasyim berani mengusulkan revolusi sistem pengajaran di pesantren untuk mengantar para santri menjadi berdaya dan mampu tampil di kancah yang lebih tinggi.Hal ini terwujud dalam pendirian lembaga pendidikan madrasah.