Kamis 14 Feb 2019 11:37 WIB

63 Persen Korban Penipuan Asmara adalah Wanita

Pelaku menipu korban agar mengirim uang.

Rep: MGROL116/ Red: Ani Nursalikah
Penipuan asmara online.
Foto: FBI/Stock
Penipuan asmara online.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fakta menunjukkan korban penipuan asmara di dunia maya mayoritas adalah perempuan. Mereka masing-masing kehilangan rata-rata Rp 179.341.400 tahun lalu.

Data dari pusat pelaporan polisi Inggris, Action Fraud, menunjukkan 50 juta euro hilang dalam penipuan ini pada 2018. Penipu berpura-pura terikat dalam hubungan asmara.

Baca Juga

Pelaku menipu korban agar mengirim uang atau mengumpulkan informasi pribadi yang cukup untuk mencuri identitas korban. Penipuan dalam hubungan asmara ini disorot menjelang Hari Valentine.

Polisi mengatakan para korban ditargetkan melalui situs kencan online, aplikasi, atau melalui media sosial. Penipu menggunakan profil palsu untuk membentuk hubungan dengan mereka.

Pada 2018, 4.555 laporan penipuan asmara dibuat untuk Action Fraud. Total kerugian naik 27 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Totalnya cenderung lebih tinggi karena banyak korban yang merahasiakan soal itu.

Usia rata-rata korban penipuan hubungan asmara adalah 50 tahun dan 63 persen korbannya adalah perempuan. "Mereka kehilangan dua kali lipat rata-rata laki-laki," kata Action Fraud, seperti yang disiarkan BBC.

Kepala departemen kejahatan ekonomi kepolisian Kota London mengatakan kasus penipuan percintaan meningkat setiap tahun. Demikian juga biaya untuk para korban, baik secara emosional maupun finansial.

"Kerusakan emosional dari jatuh korban penipuan romantis sering kali jauh lebih sulit untuk menerima," ujarnya.

Pengguna situs kencan sedang didesak tidak mengambil segala sesuatu dengan nilai nominal. Banyak orang yang tertangkap telah menilai orang lain yang mereka temui di media online berdasarkan profil media sosial mereka, pekerjaan mereka, atau hanya mempercayai mereka terlalu cepat.

Saran keamanan online

  • Penjahat yang melakukan penipuan asmara menjaring profil dan mengumpulkan informasi seperti kekayaan dan gaya hidup untuk memanipulasi korban mereka.
  • Polisi dapat menyelidiki dan membantu memberikan dukungan, tetapi seringkali tidak bisa mendapatkan uang kembali.
  • Sangat mudah bagi penipu menutupi jejak mereka dengan menutupi alamat IP dan menggunakan nomor telepon yang tidak terdaftar.
  • Disarankan jangan pernah mengirim uang kepada seseorang secara online yang belum pernah Anda temui.
  • Pikirkan dua kali tentang mengunuggah informasi pribadi yang dapat digunakan untuk memanipulasi atau menyuap Anda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement