Selasa 12 Feb 2019 15:55 WIB

Ini Sebagian Alasan Pentingnya Belajar Bahasa Jepang

Bahasa Jepang amat prospektif karena banyaknya perusahaan yang mencarinya

Rep: Santi Sopia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Diskusi di acara Japan Foundation. Japan Cultural Weeks digelar mulai 12-23 Februari 2019 di Hall The Japan Fiundation Gedung Summitas 1, Jakarta.  Pada Kamis (12/2) ini, digelar bincang-bincang bersama SMA/SMK Jabodetabek khusus undangan. Acara hari berikutnya juga diwarnai workshop, demonstrasi, talkshow hingga pemutaran film.
Foto: Santi Sopia/Republika
Diskusi di acara Japan Foundation. Japan Cultural Weeks digelar mulai 12-23 Februari 2019 di Hall The Japan Fiundation Gedung Summitas 1, Jakarta. Pada Kamis (12/2) ini, digelar bincang-bincang bersama SMA/SMK Jabodetabek khusus undangan. Acara hari berikutnya juga diwarnai workshop, demonstrasi, talkshow hingga pemutaran film.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jepang sudah banyak mengincar sumber daya manusia (SDM) dari Indonesia. Di era globalidasi, saat ini banyak yang juga yang berminat menggeluti karier di luar negeri, termasuk Jepang. 

Sayangnya masih banyak pelajar yang kadang menganggap pesimistis belajar bahasa Jepang atau misalnya masuk jurusan sastra Jepang secara umum. Banyak pelajar tidak mengetahui penguasaan bahasa asing temasuk Jepang juga akan menunjang dalam karier di masa depan.

Baca Juga

Japan Foundation menggelar pameran kebudayaan, Japan Cultural Weeks 2019, salah satunya agendanya membuka kisah para pembelajar bahasa Jepang yang kini sukses menekuni karier di berbagai bidang. 

Menurut Verlinton Waldo, seorang penggiat bahasa Jepang, keahlian akuntansi, teknik dan atau yang bisa berbahasa Jepang termasuk yang paling banyak dicari. Khusus yang berlatar belakang jurusan bahasa Jepang, justru nantinya bisa mencicipi beragam departemen di perusahaan, khususnya Jepang.

"Misalnya mereka akan bekerja di beberapa departmen, ke akunting dulu, marketing, promosi jadi dia dapat banyak ilmu hanya dengan bisa berbahasa Jepang," kata dia di Japan Foundation, Jakarta.

Diah Ayu Eka Aswidianti, Assistant Marketing Manager di Uniqlo Indonesia berbagi pengalamannya, bagaimana bahasa Jepang sangat terpakai dalam sehari-hari. Lulusan sastra Jepang juga menjadi garda terdepan menyaring semua informasi dari negara asalnya.

Pembelajaran marketing, promosi dipelajarinya sembari bekerja. "Banyak yang saya belajar lagi. Learning by doing jadi marketing, periklanan awalnya cuma modal bahasa Jepang," kata Diah. 

Diah juga kerap kali mentranskrip bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia untuk diteruskan ke manajerial lain di Uniqlo. Ia bahkan bisa memfilter hal-hal apa saja yang tampaknya kurang cocok diterapkan di Indonesia

Ranny Rastati, Peneliti di Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), juga meyakinkan pembelajar bahwa bahasa Jepang juga prospektif. 

Ranny pernah berkarier di Lotte Shopping Avenue, JETRO, dan baru kemudian masuk LIPI.  Semua informasi utama atau ring 1 pasti juga disaring terlebih dulu anak sastra Jepang, baru ke manajerial lain. 

"Kalau sekarang peneliti kerjanya selain ada acara seminar, streaming, konferensi japanologist, japan specialist misal di Filipina, Kanada, tinggal bawa badan, semua biaya ditanggung. Ke Amerika juga, tinggal presentasi saja ngomongin hasil riset," ujarnya. 

Japan Cultural Weeks digelar mulai 12-23 Februari 2019 di Hall The Japan Fiundation Gedung Summitas 1, Jakarta.  Pada Kamis (12/2) ini, digelar bincang-bincang bersama SMA/SMK Jabodetabek khusus undangan. Acara hari berikutnya juga diwarnai workshop, demonstrasi, talkshow hingga pemutaran film.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement