Sabtu 09 Feb 2019 08:59 WIB

Alasan Melissa Sunjaya Pilih Berkarya dengan Sablon

Melissa ingin hapus stigma karya salon yang dicap murahan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Sebagian lukisan dari pameran Solo Melissa Sunjaya bertajuk Serigraphy di Jakarta.
Foto: Republika/Shelbi Asrianti
Sebagian lukisan dari pameran Solo Melissa Sunjaya bertajuk Serigraphy di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desainer Melissa Sunjaya kerap bereksperimen dengan metode seni "serigraphy" yang lebih dikenal dengan istilah sablon. Dia mengaplikasikannya pada produk mode merek lokal "Tulisan" yang dia dirikan sejak 2010.

Sederet produk itu di antaranya tas, dompet, apron, alas piring, sampai taplak meja. Melissa juga mengeksplorasi teknik itu dalam belasan lukisan pada pameran solo "Serigraphy" di Artotel Thamrin, Jakarta, 8 Februari sampai 25 Maret 2019.

Awal dia tertarik dengan metode tersebut saat berjalan-jalan ke kawasan Pasar Senen, Jakarta. Melissa mendapati banyak gerai sablon yang karyanya dihargai sangat murah, bahkan lebih rendah dari cetakan digital.

"Bagi saya, serigraphy ini terbalik persepsinya di negara kita. Serigraphy dengan materi-materi menggunakan sumber daya lokal justru banyak diremehkan, padahal di negara lain sangat dihargai," ujarnya.

photo
Melissa Sunjaya.

Menurut dia, karyanya lebih dari sekadar selembar tekstil. Kreasi seni tersebut menjadi upaya menghapus stigma tentang sablon yang oleh publik identik dengan bengkel kotor, tenaga kerja bergaji rendah, atau produk murahan.

Faktanya, serigraphy bisa dikemas dalam produk unggulan dengan harga kompetitif serta berkualitas. Buktinya, merek "Tulisan" buatan Melissa sudah diapresiasi sampai ke Amerika Serikat, Hong Kong, Korea, Singapura, Swiss, Jerman, dan Australia.

Prinsip pelestarian lingkungan yang dianut membuat Melissa menerapkan serigraphy dengan cara berbeda. Misalnya, dia hanya menggunakan kain kanvas organik yang dipesan khusus guna menekan jejak emisi karbon seminimal mungkin.

Tinta yang digunakan Melissa juga bukan plastisol melainkan bahan pewarna yang sudah bersertifikasi ramah lingkungan. Dia berharap serigraphy dan karya seni apapun semakin diapresiasi masyarakat karena menurut dia seni tidak memiliki batas.

"Sablon hanya salah satunya, karena saya tidak membatasi medium lain untuk dieksplorasi. Sekarang juga lagi membuat seri akrilik yang banyak bermain dengan warna," kata Melissa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement