Rabu 06 Feb 2019 19:03 WIB

Berbagai Hal yang Bisa Dilakukan Fisioterapis Anak

Ada lima aspek proses pertumbuhan anak.

Tim fisioterapis anak di RS Azra Bogor.
Foto: ist
Tim fisioterapis anak di RS Azra Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Klinik Tumbuh Kembang Anak (KTKA) RS Azra Bogor memiliki fasilitas fisioterapi anak. Terapis anak RS Azra Bogor Hikmat Miharja menatakan fisioterapi anak adalah tim kesehatan yang menangani adanya keterlambatan, gangguan dan kelainan pada alat dan fungsi gerak pada anak–anak dari lahir sampai dengan remaja.

Tidak mudah untuk dapat menjadi seorang fisioterapis anak. "Ketika seseorang ingin profesional mempelajari fisioterapi anak maka ia harus mempelajari dan  paham betul akan perkembangan anak secara holistik, sesuai dengan usia anak," ujar dia.

Bila di lihat dari sudut pandang fisioterapi mengenai perkembangan anak, ada lima aspek pertumbuhan. Lima aspek itu terdiri dari motorik kasar, motorik halus, pengamatan, bicara dan sosialisasi.

Dari kelima aspek tersebut yang dapat di lihat secara holistik / menyeluruh, misalnya anak usia 4 bulan, saat tengkurap dan di depannya diletakkan mainan anak harus sudah mampu menumpu dengan lengan dan siku yang menekuk (motorik kasar).

Anak sudah mampu bermain-main dengan kedua tangan nya (motorik halus) jika diberikan mainan. Anak memperhatikan mainannya (pengamatan) sesekali bermain bibir sambil mengeluarkan air liur nya (bicara). Ketika digendong dan di ajak bicara oleh ibu, anak mampu tersenyum pada ibu nya (bersosialisasi).

Anak usia 8 bulan, mampu duduk sendiri menggenggam mainan dengan seluruh permukaan tangan (motorik halus). Kemudian mengambil posisi onggong–onggong sambil bertahan ketika mengambil mainan (motorik kasar). Ketika mainannya terjatuh dari atas meja ke bawah, anak sudah mampu memperhatikan mainan yang terjatuh  (pengamatan), anak mampu mengeluarkan suara bubbling seperti ma..maa..na..naa..ta..taa (bicara). Saat main ciluk baa anak sudah mampu merespon dengan tersenyum atau tertawa (bersosialisasi).

 Anak usia 12 bulan, mampu berdiri sendiri dan berjalan sambil berpegangan tangan (motorik kasar), mampu mengambil benda kecil dengan ujung ibu  jari dan jari telunjuk (motorik halus). Ketika anak bermain mobil–mobilan atau boneka–bonekaan, anak sudah mampu mengucapkan atau lebih tahu artinya (bicara).

Ketika ibu meminta mainanannya, anak sudah mampu memberikan mainan pada ibu atau bapak atau orang di sekitar nya (bersosialisasi).

Anak usia 18 bulan, bisa berlari tanpa terjatuh (motorik kasar). Menyusun tiga balok mainan (motorik halus), anak sudah mampu memasangkan gelas dengan tutupnya (pengamatan), anak sudah mampu diajak  bicara dengan mengucapkan sepuluh kata atau lebih dan mengetahui artinya (bicara). Anak sudah mampu menyebutkan namanya (bersosialisasi).

Anak 24 bulan, bisa bermain melompati garis ke dapan (motorik kasar), saat anak mau minum sudah mampu memutar tutup botolnya (motorik halus), anak sudah mampu menyebutkan beberapa anggota tubuhnya (pengamatan). Ketika ibu bertanya, anak sudah mampu menjawab dengan kalimat yang terdiri dari dua suku kata (bicara). Anak sudah mampu meniru kegiatan orang dewasa seperti mencuci  sepatu,mencuci baju (bersosialisasi)

 

Dia mengatakan peran fisioterapi anak  bukan hanya sekedar pada motorik kasarnya saja, namun juga memperhatikan keempat aspek di atas. Fisioterapis juga berperan pada kualitas pola gerak anak, bukan hanya sekedar pada tahapan anak bisa berjalan saja.

"Contoh kasus yang dapat ditangani oleh Fisioterapis antara lain gangguan susunan saraf pusat, keterlambatan atau gangguan neuromuskular, kelainan dan gangguan orthopedik, kelainan metabolisme, gangguan belajar dan perilaku," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement