Sabtu 02 Feb 2019 09:00 WIB

Studi Temukan Olahraga Ekstrem Aman Bagi Kesehatan Jantung

Harus diingat olahraga intensitas tinggi bukan obat ajaib.

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah pelari mengikuti lomba lari maraton.
Foto: Antara
Sejumlah pelari mengikuti lomba lari maraton.

REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Olahraga dan atau latihan ekstrem boleh jadi dikhawatirkan banyak orang terkait keamanannya terutama bagi jantung. Apabila sejumlah atlet mahir melakukannya, itu bisa jadi karena terbiasa dengan intensitas latihan.

Namun kini penelitian baru AS telah menemukan bahwa olahraga ekstrem tampaknya tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan jantung. Dipimpin oleh para peneliti di University of Texas Southwestern Medical Center, studi baru mengamati 21.758 atlet pria berusia 40 hingga 80 tahun yang umumnya sehat dan tidak menderita penyakit kardiovaskular.

Baca Juga

Para lelaki itu diteliti antara tahun 1998 dan 2013. Mereka diminta untuk melaporkan tingkat aktivitas fisiknya. Sebagian besar atlet adalah pelari, tetapi beberapa lainnya adalah pengendara sepeda, perenang, atau pendayung, atau dilatih di lebih dari satu olahraga.

Peserta menjalani pemindaian kalsium koroner, tes kalsium, kolesterol, pembuluh darah yang terkait dengan jantung. Tes ini membantu dokter mengidentifikasi pasien mana yang tidak memiliki gejala jantung berisiko rendah, sedang, atau tinggi untuk serangan jantung dan memutuskan apakah perlu obat-obatan dan modifikasi gaya hidup untuk mengurangi risiko ini atau tidak.

Wanita tidak dimasukkan dalam penelitian karena mereka memiliki tingkat kematian yang lebih rendah daripada pria. Temuan yang dipublikasikan dalam JAMA Cardiology menunjukkan bahwa tingkat klasifikasi arteri koroner yang tinggi lebih umum di antara pria yang sangat aktif.

Namun, para peneliti juga menemukan bahwa skor kalsium koroner yang lebih tinggi tidak meningkatkan risiko atlet intensitas tinggi untuk mortalitas kardiovaskular atau semua penyebab bila dibandingkan dengan pria yang kurang aktif.

Latihan bervolume tinggi dan berintensitas tinggi didefinisikan dalam penelitian ini sebagai aktivitas setidaknya lima hingga enam jam per pekan dengan kecepatan 10 menit per mil. Jumlah rata-rata latihan intensitas tinggi dalam kelompok adalah delapan jam per pekan.

"Pertanyaannya tidak pernah apakah olahraga itu baik untuk Anda, tetapi apakah olahraga ekstrem itu buruk untuk Anda? Selama sekitar sepuluh tahun terakhir, ada kekhawatiran yang meningkat bahwa olahraga bervolume tinggi dan berintensitas tinggi dapat melukai jantung. Kami menemukan bahwa olahraga bervolume tinggi aman, bahkan ketika kadar kalsium koroner tinggi,” kata pemimpin penelitian Dr Benjamin Levine.

Pesan yang paling penting bagi publik yang gemar berolahraga adalah volume olahraga yang tinggi aman saja dilakukan. Manfaat berolahraga jauh lebih besar daripada risiko kecil memiliki sedikit kalsium koroner.

Tapi, tetap olahraga intensitas tinggi bukan obat ajaib bagi yang memiliki gaya hidup buruk. "Anda tidak dapat mengatasi perilaku buruk seumur hidup, merokok, kolesterol tinggi, hipertensi, hanya dengan melakukan aktivitas fisik tingkat tinggi, jadi jangan gunakan itu sebagai obat ajaib," kata Dr Levine.

Dia menyarankan bagi yang ingin berlatih maraton, harus memiliki rencana jangka panjang. Perlu kehati-hatian dalam memulai latihan dengan intensitas tinggi bagi setiap orang, dilansir dari Malay Mail, Sabtu (2/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement