Jumat 01 Feb 2019 19:05 WIB

Positif dan Negatif Ibu Milenial Soal Nutrisi Anak

Ibu milenial itu adalah ibu yang melek terhadap teknologi.

Rep: MGROL116/ Red: Ani Nursalikah
Ibu muda dan anak kembarnya.
Foto: Republika/Prayogi
Ibu muda dan anak kembarnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bicara soal ibu, pastinya setiap ibu sangat peduli terhadap nutrisi anak. Ibu milenial mempunyai cara tersendiri dalam memberikan nutrisi untuk anak.

Perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud ibu milenial dan apa karakteristiknya. Jika diukur secara umur, para pakar menggolongkan generasi milenial atau generasi Y adalah mereka yang lahir pada 1980-1990, atau pada awal 2000.

Namun, menurut Spesialis Gizi Klinis, Diana F Suganda ibu milenial itu adalah ibu yang melek terhadap teknologi. Dia mengatakan ibu milenial memiliki sisi positif dan negatifnya tersendiri.

"Positifnya, ibu yang melek teknologi akan mencari tahu bahkan sebelum tiba saatnya," katanya dalam talkshow yang bertema "Cara Mudah Jadi Millennial Mums yang Peduli Nutrisi" di Tokopedia Tower, Jakarta, Kamis (31/1).

Diana juga mengatakan, para ibu generasi milenial saat hamil biasanya sudah tahu apa yang harus dicek. Mereka akan mencari tahu kondisi dirinya dan bayinya pada saat hamil dan setelah melahirkan. Ibu milenial bahkan sampai mencari tahu harus memberikan makanan terbaik apa untuk anak.

Sedangkan ibu generasi sebelumnya (generasi X) mungkin tidak sampai berpikir keras tentang nutrisi pada saat akan menikah dan tidak terlalu peduli dengan kondisi kesehatan. Jadi, positifnya ibu milenial akan lebih fokus mengenai kesehatan diri sendiri dan juga keluarga.

Tetapi Diana menyayangkan jika terkadang seorang ibu merasa lebih tahu daripada dokter atau pakarnya karena sudah banyak mencari informasi melalui internet. "Negatifnya, mereka akan kurang percaya terhadap para pakar dan akan lebih banyak percaya dengan hasil mencari informasi melalui internet," ucap Diana.

Sampai pada akhirnya, banyak situs yang dibaca dapat membuat ibu milenial kebingungan yang mana yang benar. Terkadang informasi yang tersebar di jejaring internet itu berbeda-beda dan tidak semuanya benar.

Selain itu, ibu akan jadi suka membanding-bandingkan dan akhirnya mudah untuk menghakimi sesuatu. Banyak yang ikut-ikutan orang lain atau  mendengar apa yang dikatakan orang lain yang bukan pakar. Hal itu dapat membuat ibu stres.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement