REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2018 sukses dilaksanakan pada 12 Desember lalu. Jakmall.com, perusahaan e-dagang yang turut meramaikan, merilis sejumlah penemuan unik selama berlangsungnya ajang tahunan tersebut.

Salah satu penemuan, yaitu banyaknya bermunculan reseller atau penjual kembali. Uniknya, sebagian besar dari mereka tidak memiliki stok barang. Mereka hanya membeli stok barang dari salah satu e-dagang dan kemudian menjual kembali di e-commerce lain dengan harga lebih mahal.

Menurut Chief Marketing Officer Jakmall.com Reza Aggi Prasetyo, salah satu penyebab terjadinya ketimpangan harga ini dikarenakan banyaknya reseller yang membuka lapak di berbagai e-dagang. Para reseller menjual barang yang dia beli dengam harga murah di e-dagang lainnya. 

Jakmall.com. Foto: Jakmall

“Yang kami temukan reseller ini banyak sekali menyebar di e-commerce lain, ternyata mereka membeli barangnya dari penjual yang selama ini ada di Jakmall. Reseller tadi menaikkan harga jual puluhan bahkan sampai Rp 100 ribu per barang”, ujar Reza saat ditemui di Jakarta, Selasa (29/1).

Barang di Jakmall.com menjadi incaran para reseller karena paling murah dibandingkan e-commerce lain pada Harbolnas 2018. Jakmall.com sangat selektif dalam memilih penjual yang akan diajak kerja sama, termasuk dari segi harga.

Menurut Reza, Jakmall.com saat ini memiliki setidaknya 3.000 reseller. Pada saat Harbolnas, transaksi reseller bahkan jauh lebih banyak daripada pembeli asli.

Pada gelaran Harbolnas lalu, Jakmall.com berhasil mencatat kenaikan penjualan 4,5 kali lipat lebih tinggi dibanding 2017, serta kenaikan penjualan tiga kali lipat dibanding 2016. Jam tangan, pengisi daya ponsel dan earphone adalah tiga produk yang paling banyak dibeli di Jakmall.com.

Ikuti Whatsapp Channel Republika