Jumat 25 Jan 2019 11:00 WIB

Ini Cara Citra Scholastika Hadapi 'Teror' Politik di Medsos

Selain memblok, Citra seringkali menyimpan bukti percakapan si pelaku teror

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Citra Scholastika Penyanyi, Citra Scholastika saat menghadiri konferensi pers jelang Konser Kolaborasi Slank di Jakarta, Rabu, (5/6). Dalam konser yang akan digelar di delapan kota pada bulan Juli-Juni tersebut, Slank akan berkolaborasi dengan enam penyanyi perempuan diantaranya Andien, Raisa, Citra Scholastika, Kikan, Dira Sugandi, Giselle
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Citra Scholastika Penyanyi, Citra Scholastika saat menghadiri konferensi pers jelang Konser Kolaborasi Slank di Jakarta, Rabu, (5/6). Dalam konser yang akan digelar di delapan kota pada bulan Juli-Juni tersebut, Slank akan berkolaborasi dengan enam penyanyi perempuan diantaranya Andien, Raisa, Citra Scholastika, Kikan, Dira Sugandi, Giselle

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendekati masa pemilihan presiden, pembicaraan mengenai politik menjadi semakin hangat di jagat media sosial. Semua kalangan ikut berkomentar dan mengemukakan pendapat, tak terkecuali selebriti. Namun bagi selebriti, pembicaraan yang menyerempet masalah politik mungkin dapat menjadi bumerang tersendiri.

"Aku sempat diteror juga, 'wah kamu pendukung kubu ini nih'," ujar penyanyi Citra Scholastika dalam kampanye 100 Persen Indonesia Nyoblos (100%IN) bersama We The Youth, di Jakarta.

Citra mengatakan teror yang ia dapatkan melalui media sosial ini memberi rasa tak nyaman. Meski begitu, sebisa mungkin penyanyi berusia 25 tahun ini tak memberi respon terhadap akun media sosial yang mengirimkan teror kepadanya.

Alasan Citra memilih untuk tak memberi respon karena ia tak ingin respon yang ia berikan menjadi bumerang bagi dirinya dan karirnya sebagai penyanyi. Tindakan yang Citra lakukan ketika mendapatkan teror terkait politik adalah memblok akun yang bersangkutan. Sebelum memblok akun, Citra akan menyimpan screenshot percakapan sebagai bukti untuk berjaga-jaga.

"Aku nggak mau simpan hal-hal mengerikan, setidaknya (dengan diblok) dia tidak akan menghubungi dengan akun yang sama, kalau menghubungi pakai akun lain, aku blok lagi," lanjut Citra.

Citra meyakini orang-orang yang berani berbicara 'seram' di balik akun media sosial sebenarnya tidak memiliki kekuatan untuk melakukan tindakan nyata. Namun Citra tak akan tinggal diam bila ancaman yang ia terima sudah melampaui batas atau mengarah ke keluarganya.

"Aku bisa jadikan bukti ke pihak berwenang," papar Citra.

Dalam berpolitik, memiliki perbedaan pendapat atau preferensi merupakan hal yang biasa. Namun, perbedaan ini sebaiknya tidak diikuti dengan pertikaian dan permusuhan.

Untuk menghindari pertikaian dan permusuhan akibat politik, Citra mengatakan alangkah baiknya bila masyarakat lebih fokus menyoroti dan membicarakan sisi positif dari calon presiden dan calon wakil presiden yang mereka dukung. Pemilihan kalimat yang baik ketika mengutarakan pendapat juga perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya keributan di media sosial.

"Misalnya pro A atau B, kita fokus ke hal-hal positifnya. Itu yang kita gembar-gemborkan tanpa perlu menjatuhkan lawan," ungkap Citra.

Terkait pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden, Citra enggan membocorkan kepada siapa ia akan memberikan dukungan. Namun Citra mengatakan ia akan memberikan suaranya kepada calon presiden dan calon wakil presiden yang ia yakini mampu menyampaikan aspirasinya sebagai wargan negara.

"Aku harus pastikan itu bukan pilihan karena nggak ngerti apa-apa atau ikut-ikutan, tapi aku memilih karena yakin dengan pilihan yang aku pilih," jelas Citra. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement