REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Executive Officer Helofina Adjie Wicaksana mengatakan, milenial mulai mempertimbangkan untuk melakukan investasi. Hanya saja, terkadang mereka ingin mendapatkan hasil yang cepat dan banyak.
"Instrumen investasi ini memang banyak macamnya, dan ada tiga hal yang perlu menjadi pertimbangan," ujar Adjie.
Pertimbangan pertama yang perlu diperhatikan adalah tujuan yang ingin dicapai dari investasi tersebut. Tujuan ini juga perlu mempertimbangkan jangka waktu dalam menaruh dana investasi.
Adjie mencontohkan, milenial memiliki target menikah, maka investasi yang dipilih sebaiknya jangan berjangka waktu lama seperti bertahun-tahun. Pilih yang memiliki fleksibilitas penarikan atau dikelola dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Kemudian, perlu mempertimbangkan profil risiko dari instrumen investasi yang ingin dipilih. Seperti ketika memilih investasi dengan deposito, maka ini akan lebih aman, namun, hasil yang didapatkan tidak begitu banyak. Berbeda dengan saham yang perlu pemantauan, namun, dengan hasil yang lebih besar.
Hal yang penting dipertimbangkan, tidak ada investasi tanpa risiko dan langsung menghasilkan keuntungan besar. Justru, milenial harus waspada, sebab, ini bisa jadi investasi bodong.
"Dan yang terpenting untuk memilih investasi ini melihat kondisi keuangan milenial," kata Adjie.
Ideal dalam mengalokasikan dana investasi, menurut Adjie, adalah 20 persen dari pemasukan setiap bulannya. Dana tersebut merupakan bentuk tabungan yang harus disisihkan sejak awal, bukan sisa dari alokasi setiap bulannya.