Kamis 24 Jan 2019 11:04 WIB

Apple Klaim Iphone Berguna Saat Bencana

Berbagai fitur dalam Iphone bisa membantu saat pengguna dalam bencana.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Pria memegang smartphone Iphone.
Foto: EPA
Pria memegang smartphone Iphone.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat Apple mengklaim, bencana iklim dapat mengakibatkan peningkatan permintaan untuk Iphone. Hal ini disebabkan perangkat tersebut bisa menjadi alat bantuan pertama ketika bencana terjadi.

"Perangkat seluler dapat berfungsi sebagai jaringan komunikasi tulang punggung dalam situasi darurat dan semu darurat," tulis Apple, dikutip dari The Independent, Kamis (24/1).

Dalam sebuah laporan kepada CDP, sebuah organisasi nirlaba yang melacak dampak lingkungan perusahaan, Apple merinci risiko dan peluang terkait iklim untuk bisnisnya. Mereka meyakini bisnis Iphone akan mendapat manfaat sebagai akibat meningkatnya peristiwa cuaca buruk.

"Mereka dapat berfungsi sebagai senter atau sirene, mereka dapat memberikan instruksi pertolongan pertama, mereka dapat bertindak sebagai radio, dan mereka dapat diisi selama berhari-hari melalui aki mobil atau bahkan putaran tangan," kata Apple dalam laporan itu.

Raksasa teknologi itu menyatakan, bencana alam seperti Badai Katrina dan Badai Sandy telah membuktikan pentingnya teknologi dalam hal komunikasi darurat. Fitur yang tersedia di Iphone dan Apple Watches, seperti SOS, juga bisa menghasilkan peningkatan loyalitas dan permintaan pelanggan.

"Selama beberapa tahun terakhir, misalnya, kami memungkinkan Iphone untuk menerima Peringatan Darurat Nirkabel, termasuk peringatan dari Layanan Cuaca Nasional dan penegakan hukum setempat. Fitur ini juga muncul di Apple Watch. Kami juga menawarkan aplikasi 'cari teman' gratis, dan senter akses cepat," kata laporan itu.

Menurut estimasi perusahaan, total manfaat finansial bagi Apple sebagai akibat dari perubahan iklim bisa mencapai 920 juta dolar AS. Kejadian cuaca bencana juga bisa berdampak buruk pada Apple, meskipun potensi kerugiannya kurang dari sepertiga dari potensi keuntungan. Sekitar 300 juta dolar AS dapat hilang karena tekanan pada infrastruktur yang diperlukan untuk memproduksi dan menjual produk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement