REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebanyakan orang saat ini lebih senang berbelanja daring. Selain praktis, faktor kenyamanan juga menjadi salah satu dorongan seseorang untuk belanja melalui aplikasi digital. Ditambah, ada banyak promo yang ditawarkan saat belanja dengan cara ini.
Namun tanpa disadari, sejumlah alasan ini pula yang membuat seseorang menjadi gila belanja. Mereka seakan tidak bisa mengontrol keinginan berbelanja, bahkan untuk barang-barang yang tidak terlalu penting hanya karena tertarik promo yang ditawarkan.
Hal ini bisa menyebabkan penumpukan barang, bahkan ada yang sampai tidak terpakai. Disiarkan Abc.net, berikut beberapa langkah agar seseorang lebih bijak saat berbelanja daring.
Pikirkan alasan berbelanja
Belanja daring bisa menjadi kebiasaan yang tidak baik ketika seseorang belanja hal-hal yang tidak mereka butuhkan. Memikirkan dengan seksama alasan berbelanja akan membantu seseorang membeli barang sesuai kebutuhan.
Menurut peneliti perilaku konsumen dari Deakin Business School, Paul Harrison, perasaan saat belanja daring seolah hal yang logis, namun sebenarnya seseorang terdorong belanja karena adanya respons secara emosional.
"Orang harus bertanya pada dirinya sendiri, 'seberapa bahagia saya ketika membeli barang terakhir kali? Apa dampaknya untuk hidup saya?" kata Harrison. Harrison juga menyarankan membuat jurnal aktivitas belanja daring yang dilakukan beberapa bulan terakhir.
Waspadai pengaruh pemasaran daring
Sudah dapat dipastikan orang yang bekerja dengan ponsel dan komputer akan lebih sering terpapar iklan daring. Iklan ini bisa muncul dalam bentuk unggahan sponsor media sosial atau berupa cookies.
Iklan-iklan ini dengan sistem algoritma akan ditampilkan sesuai kepribadian pengguna perangkat. Iklan akan selalu muncul meski pengguna tidak memiliki keinginan belanja.
Abaikan saja apabila iklan terasa sudah sangat mengganggu. Membicarakannya hanya akan membuat seseorang semakin tertarik mencari tahu barang yang diiklankan.