REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tingkat pasangan usia reproduksi yang mengalami masalah terkait fertilitas terbilang cukup tinggi di DIY. Direktur Utama Morula In Vitro Fertilization (IVF) Indonesia, dr Ivan Sini mengatakan, ada sekitar 10 hingga 15 persen pasangan usia reproduksi yang mengalami masalah fertilitas.
Untuk itu, perlu adanya langkah yang dilakukan yaitu pemeriksaan dini terhadap pasangan yang dalam rentang waktu satu hingga dua tahun masih belum memiliki keturunan. Bahkan dengan teknologi IVF yang baru dikembangkan oleh Morula yaitu Embryo Biotechnologi dan Intrauyterine Inseminasi, sudah dapat diterapkan.
Ia mengungkapkan, melalui teknologi ini akan menimbulkan peluang bagi pasangan yang memiliki kemungkinan hamil nol persen untuk dapat hamil secara alami. Bahkan, tingkat keberhasilannya pun mencapai sekitar 50 persen lebih.
"Teknologi ini akan membantu pasangan yang mencapai angka keberhasilan sesuai indikasi," kata Ivan, di sela Seminar Klinisi dengan tema 'Penatalaksanaan Infertilitas Terkini' di Hotel Harper Yogyakarta.
Saat ini, ujarnya, masyarakat yang membutuhkan pelayanan akan pemeriksaan fertilitas semakin tinggi. Namun, tidak banyak pasien yang mendapatkan pelayanan yang baik.
Hal ini dikarenakan fasilitas kesehatan yang belum memadai. Bahkan, pasien kadang terlambat datang ke fasilitas kesehatan.
Sementara, semakin bertambah usia pasien, maka semakin rendah tingkat keberhasilan untuk hamil secara alami. Untuk itu, perlu adanya pemeriksaan dini yang dilakukan.
"Di Morula Indonesia sekitar 4.200 pasien (berhasil) pada 2018. Angka keberhasilan itu dibagi berdasarkan usia wanita. Makin muda, lebih baik angka keberhasilanya. Kalau 53 tahun ke bawah, angka keberhasilan itu bisa mencapai 50 persen lebih," katanya.