REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Beragam kekayaan alam terhampar luas dari pantai barat, Timur hingga Tengah Tenggara Provinsi Aceh. Aceh menjadi tempat yang lengkap untuk disambangi bagi pecinta alam bawah laut, darat, pengunungan, budaya dan sejarah.
Pesona alam yang nan eksotis itu menjadi semangat bagi pemerintah daerah setempat melalui branding wisata 'Cahaya Aceh' atau 'The Light of Aceh' untuk menggelorakan kawasan tersebut sebagai salah satu destinasi dunia.
"Aceh akan tetap mempertahankan branding wisata 'Cahaya Aceh' atau 'The Light of Aceh' dalam mempromosikan seluruh pesona wisata yang ada di Aceh kepada masyarakat internasional," kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Rahmadhani.
Ia menuturkan dalam mendulang kembali prestasi yang telah diraih pada tahun sebelumnya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh saat sedang merampungkan kalender kegiatan yang akan digelar sepanjang tahun 2019 di provinsi ini.
Warga dari berbagai komponen masyarakat, PNS, anggota TNI/Polri, pelajar bersiap-siap menampilkan tarian tradisional Saman saat gladi di stadion Seribu Bukit, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, Sabtu (12/8).
Menurut dia kalender kegiatan yang sedang dirampungkan tersebut juga tetap mempertahankan kegiatan yang telah bersifat tetap dan ada juga kegiatan baru dari kabupaten/kota yang ada di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.
Ada pun kegiatan populer yang juga masuk dalan kategori internasional dalam kalender acara 2019 adalah Gayo Alas Saman Festival, Aceh Culinary Festival, Aceh Diving festival dan ada juga Sabang Freediving competition.
"Berbagai kegiatan yang kita jadwalkan sepanjang tahun 2019 ini, semata-mata untuk terus membangun pencitraan Aceh secara positif di mata masyarakat wisatawan dalam dan luar negeri sehingga minatberkunjung ke Aceh semakin meningkat setiap tahunnya," katanya.
Senada dengan program meningkatkan kunjungan wisatawan terutama dari negara-negara muslim yang berkunjung ke Tanah Rencong, Pemerintah Aceh juga terus berbenah dalam mewujudkan Aceh sebagai Destinasi Pariwisata Halal di Tanah Air.
Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Amiruddin mengatakan pihaknya terus meningkatkan sosialisasi kepada semua pihak dan masyarakat untuk proaktif mensertifikasi kegiatan usaha sektor pariwisata halal yang diterbitkan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh.
"Sertifikasi halal produk makanan dan tempat usaha merupakan bagian untuk mendukung wisata halal serta menjadi jaminan bagi konsumen serta menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan muslim berkunjung ke Aceh," kata Amiruddin.
Ia menjelaskan sertifikasi halal yang diterbitkan tersebut merupakan bagian memastikan seluruh proses kegiatan usaha yang dijalankan sesuai dengan standar halal.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh menyebutkan jumlah usaha pariwiata yang telah tersertifikasi halal hingga pertengahan Januari 2019 tercatat sebanyak 227 usaha.
"Alhamdulillah minat dan kesadaran masyarakat untuk mensertifikasi halal usahanya setiap tahunnya semakin meningkat dalam upaya mendukung pariwisata halal yang sedang dikembangkan," kata Amiruddin.
Menurut dia Destinasi Pariwisata Halal yang akan berkembang di Aceh nantinya akan memberikan dampak positif. Selain itu wisata halal akan berdampak pada sektor lainnya karena akan menjadi sebuah daya tarik bagi palancong dari negara-negara muslim baik dari Asia, Eropa dan Timur Tengah yang akan melancong ke Tanah Rencong.
"Sektor Pariwisata akan mampu memberikan dampak ekonomi pada semua sektor sehingga kami sangat berharap dukungan dari semua pihak untuk mendukung dan mewujudkan Aceh sebagai Destinasi Pariwisata Halal," katanya.
"Artinya, bukan berarti karena kita muslim kita tidak perlu sertifikasi halal, sertifikasi ini adalah bagian memastikan seluruh proses yang dilalui benar-benar halal dan memberikan keyakinan penuh kepada konsumen," katanya.