Senin 21 Jan 2019 05:03 WIB

Robot Seks Merusak Pernikahan

Robot itu bisa menyebabkan kecemasan dan gejolak emosi.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ani Nursalikah
Pernikahan  (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pernikahan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kurangnya aktivitas seksual bisa menjadi masalah dalam hubungan pernikahan. Hal itulah yang disampaikan psikolog pernikahan Becky Spelman kepada Daily Star Online.

"Umumnya pasangan memulai hubungan dengan ketertarikan yang intens satu sama lain dan melakukan banyak aktivitas seksual. Namun, seiring berjalannya waktu, gairah berkurang karena kesibukan pekerjaan atau mengurus anak-anak yang menguras energi," ujarnya.

Saat urusan ranjang menjadi masalah, maka interaksi antara suami istri pun akan terganggu. Becky mengatakan robot seks yang dilengkapi kecerdasan buatan kini semakin banyak ditemui.

Banyak pasangan yang memanfaatkannya untuk mengatasi masalah hubungan suami istri. Namun, Becky mengingatkan sebaiknya suami istri punya pandangan dan kesepakatan yang sama sebelum memanfaatkan robot seks.

Setiap pasangan sebaiknya menyepakati sejauh mana robot seks akan digunakan. Jika suami istri punya pandangan berbeda soal penggunaan robot seks, piranti itu justru bisa merusak pernikahan.

Robot itu bisa menyebabkan kecemasan dan gejolak emosi sehingga membuat ganjalan di antara pasangan yang ingin berdamai. "Robot seks bisa memunculkan banyak kemungkinan karena didesain menciptakan derajat kepuasan yang lain. Robot ini bisa melahirkan rasa cinta, perlindungan, kemarahan, dan menjadi obyek obsesi," ungkapnya.

Direktur dan pendiri Realbotix Matt Mullen yang memproduksi robot seks mengklaim produknya bertujuan menanggulangi praktik prostitusi. Penggunaan robot seks juga disebut memberi manfaat bagi kesehatan dan hubungan sosial. Pakar kecerdasan buatan David Levy menyebut penggunaan robot seks mampu mengurangi angka penyakit menular seksual.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement