Kamis 17 Jan 2019 06:00 WIB

Iklan Gillette Picu Kemarahan Publik Soal Stereotip Lelaki

Iklan karya sutradara perempuan tersebut menempatkan pria sebagai makhluk buas

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Iklan Gillette yang memicu pertentangan
Foto: youtube.com
Iklan Gillette yang memicu pertentangan

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Iklan terbaru Gillette memicu kontroversi tentang perspektif pria, terutama di antara aktivis yang memperjuangkan hak lelaki. Tayangan video tersebut menjadi perbincangan setelah rilis di berbagai kanal.

Klip menyoroti slogan 30 tahun Gillette, "The Best A Man Can Get". Namun, awal video justru mempertanyakan "Is this the best a man can get?" alias "benarkah ini hal terbaik yang didapat pria?"

Lantas, tayangan menampilkan cuplikan dokumentasi kampanye antikekerasan seksual #MeToo. Ada sejumlah video dan gambar seksis, juga adegan bocah lelaki dan para remaja berkelahi, seolah menjadi kritik yang menampar.

Video berdurasi dua menit itu juga dilengkapi narasi pada latarnya. Kalimatnya berbunyi, "Perisakan, gerakan MeToo melawan kekerasan seksual, maskulinitas berlebihan, benarkah ini hal terbaik yang sudah didapat pria?". 

Video diakhiri dengan penyelesaian konflik pada masing-masing kasus. Aksi seksisme dicegah dan dihujat, orang tua melerai dan menasehati anaknya yang berkelahi, juga simbol-simbol lain bahwa pria bisa lebih respek pada sekitar.

Narasi pun berlanjut. "Kami percaya hal terbaik ada pada pria: mengatakan hal yang benar, bertindak dengan cara benar. Besar atau kecil, kita sudah memulainya. Tapi kita harus berbuat lebih. Karena bocah lelaki hari ini kelak akan menjadi pria dewasa," demikian bunyinya.

Sejak dirilis Ahad lalu lewat YouTube, tayangan disukai sebanyak 25 ribu kali dan tidak disukai sebanyak 220 ribu kali. Sebagian besar orang berkomentar tidak akan membeli pencukur Gillette lagi seumir hidupnya.

Iklan arahan sutradara perempuan Kim Gehrig di bawah rumah produksi Inggris Somesuch itu dianggap tidak sesuai. Banyak yang menyayangkan mengapa iklan untuk produk pria disutradarai oleh gender lain.

Politisi Kanada Ezra Levant berkomentar, itu sama saja dengan menyuruh pria paruh baya menyutradarai iklan pembalut untuk perempuan. Majalah The New American menganggap pesan dalam iklan tersebut kurang tepat dan tidak pada tempatnya.

Seolah-olah, semua lelaki adalah sosok liar yang amat berbahaya. Presenter televisi Piers Morgan berpendapat serupa, menyebut Gillette melakukan tindakan salah, tidak memahami isu yang diangkat, dan mengebiri lelaki.

Sementara warganet yang memilih pro menganggap iklan tersebut menggebrak dan berani bersuara mengenai fakta yang sedang terjadi. Mereka bangga dan menyebut tayangan itu penting disimak remaja lelaki dan anak-anak.

Gillette, yang berbasis di Boston, Massachusetts, AS, menyebut iklan itu sebagai inisiatif perusahaan mewujudkan dunia yang lebih baik. Iklan mengampanyekan hal positif, inklusif, terjangkau, dan sehat mengenai pria.

Produk di bawah naungan Procter & Gamble itu menjanjikan donasi satu juta dolar AS per tahun selama tiga tahun ke depan untuk organisasi nonprofit. Terutama, kelompok yang memiliki program edukasi atau berbagi wawasan untuk dan mengenai pria.

"Mulai hari ini, kami berjanji secara aktif menentang stereotip dan ekspektasi yang salah mengenai pria di mana pun konsumen melihat produk kami," tulis Gillette pada pernyataan resmi di situsnya, dikutip dari Irish Times.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement