Rabu 16 Jan 2019 01:10 WIB

Pekerja yang Dirisak Bisa Terkena Penyakit Jantung

Menghilangkan penindasan di tempat kerja akan bisa menekan kasus kardiovaskula.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolanda
Stres di tempat kerja berujung kematian dini.
Foto: Dailymail
Stres di tempat kerja berujung kematian dini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Intimidasi di tempat kerja ternyata tidak hanya berefek pada kualitas kemampuan menyelesaikan pekerjaan semata. Dalam penelitian terbaru, hal tersebut bisa memberikan masalah buruk pula pada jantung.

Studi yang diterbitkan dalam European Heart Journal menyatakan, para korban perisakan atau kekerasan di tempat kerja menghadapi risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan stroke. Hasil itu didapatkan dengan melibatkan lebih dari 79 ribu pekerja di Denmark dan Swedia, berusia 18 hingga 65 tahun, tanpa riwayat penyakit jantung sebelumnya.

Studi itu mengungkapkan, sembilan persen melaporkan ditindas di tempat kerja dan 13 persen dilaporkan mengalami kekerasan atau ancaman kekerasan di tempat kerja pada tahun lalu. Setelah disesuaikan dengan sejumlah faktor, para peneliti menemukan, mereka yang diintimidasi di tempat kerja memiliki risiko penyakit jantung 59 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak terkena perisakan. Orang-orang yang menjadi sasaran kekerasan atau ancaman di tempat kerja memiliki risiko 25 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak memiliki pengalaman seperti itu.

Namun, studi ini masih belum memuat tentang kondisi sebab akibat. Jika ada hubungan sebab akibat, maka menghilangkan penindasan di tempat kerja akan bisa menekan kasus kardiovaskula. 

"Berarti kita dapat menghindari lima persen dari semua kasus kardiovaskular,"  ujar pemimpin penelitian dan mahasiswa doktoral di University of Copenhagen di Denmark Tianwei Xu, dikutip dari WebMD, Rabu (16/1).

Kepala layanan psikiatrik di Long Island Jewish Medical Center di New Hyde Park, New York, Curtis Reisinger pun setuju intimidasi di tempat kerja tentu tidak sehat. Bahkan jika masalah di tempat kerja tidak menyebabkan masalah jantung, itu dapat memperburuk penyakit jantung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement