REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Toleransi menghargai sudah dihadapi Mona Ratuliu, yang berasal dari keluarga 'gado-gado' alias multikultur sejak belia. Ayahnya orang Manado yang besar di Medan, sedangkan ibunya orang Sunda yang tinggal di Makassar.
Orang tuanya pindah ke Jakarta, tempat di mana Mona lahir dan tumbuh dewasa. Kontras antara keluarga besar ayah dan ibunya membuat Mona belajar soal toleransi.
"Keluarga ayah kalau ngomong suaranya keras, tegas, dan blak-blakan. Keluarga ibu lemah lembut dan mikir bagaimana menyampaikan (sesuatu) biar enak," ujar Mona di acara Kampanye Mari Bicara, Indonesia! SariWangi, Jakarta, Selasa (15/1).
Sejak kecil, dia belajar membangun toleransi lewat suasana multikultur dalam keluarga. Setelah memiliki keluarga sendiri, istri Indra Brasco itu juga ingin menanamkan hal serupa untuk tiga anaknya.
"Salah satu kekhawatiran (orang tua), bagaimana anak bergaul dengan baik, dengan teman di sekolah, yang pasti multikultural," ujar dia.
Mona menemukan solusinya, lewat contoh yang dilakukan dari dirinya sendiri. Tak hanya menerapkan toleransi kepada sesama orang dewasa, tetapi juga pada anak-anaknya.
"Bagaimana kita juga menghargai anak, harapannya mereka juga menghargai orang lain," kata dia.