REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog anak Seto Mulyadi mengimbau orang tua agar anak-anak tidak mengakses internet dan bermain gawai di ruang pribadi. Hal ini demi menciptakan lingkungan internet yang aman bagi anak-anak.
"Mohon alat-alat internet dan sebagainya tidak di ruang pribadi anak, jadi di ruang keluarga," kata Seto saat dihubungi, Sabtu sore (12/1).
Dia menyatakan, jika bermain gawai atau mengakses internet di ruang keluarga, maka anak-anak itu terpantau baik tanpa terkesan campur tangan. "Jadi ada lingkungan yang membuat mereka sungkan, segan, tetapi kalau ruangan pribadi di kamar, mereka (anak-anak) merasa bebas dan leluasa, karena tidak ada yang meluruskan atau melarang kalau itu negatif, ya akhirnya kebablasan terus," ujarnya.
Strategi berikutnya untuk menciptakan lingkungan internet yang aman bagi anak-anak adalah membiasakan komunikasi dalam keluarga, misalnya rapat keluarga, berdialog sore hari bersama-sama, mendongeng, bercerita pengalaman masing-masing, dan diskusi.
Kemudian, orang tua didorong menciptakan kegiatan-kegiatan alternatif yang menarik, menggalakkan kembali permainan tradisional, dan atau melakukan kegiatan lain seperti mengunjungi perpustakaan atau museum. Suasana akrab terjalin tidak hanya melalui internet, tetapi justru melalui kegiatan di luar internet atau gawai.
Anak juga mempunyai pilihan bahwa internet hanya salah satu dari sekian banyak kegiatan yang sama-sama menarik. "Jadi bukan sekadar memusuhi, internet jangan, gawai itu negatif. Ada positifnya juga, tetapi ada keseimbangan dengan kegiatan lain yang kreatif dari orang tua yang penuh persahabatan," kata Seto.
Dampak negatif penggunaan gawai adalah perundungan, pelecehan dalam jaringan yang dapat membuat anak menjadi tertekan dan stres serta berperilaku menyendiri. Seto menekankan agar suasana kebersamanaan harus selalu dibangun dalam keluarga.
Dia mengatakan, orang tua juga harus memposisikan diri sebagai sahabat anak bukan sebagai komandan atau bos yang lebih berkuasa dan main perintah. "Jangan bermimpi mempunyai anak penurut, tetapi anak yang bisa bekerja sama dalam membangun kerja sama antara orang tua dan anak," ujar Seto.