Ahad 13 Jan 2019 06:00 WIB

7 Tips Lolos Wawancara Kerja

Kesalahan kecil bisa memengaruhi hasil wawancara.

Wanita wawancara melamar pekerjaan hrd interview job (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Wanita wawancara melamar pekerjaan hrd interview job (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wawancara kerja merupakan tahap paling akhir saat melamar kerja. Ada banyak hal yang harus diperhatikan agar proses seleksi dari wawancara kerja ini bisa dilalui dengan baik dan berhasil.

Kesalahan kecil, seperti datang terlambat atau berpakaian tidak rapi sebaiknya dihindari karena hal ini dapat memengaruhi hasil wawancara kerja. Persiapan yang matang sangat diperlukan karena hasil wawancara kerja sangat berpengaruh bagi masa depan.

Jika dinyatakan lolos ke tahap wawancara, persiapkan diri sebaik-baiknya. Sisihkan waktu untuk memantapkan diri sebelum sesi wawancara kerja tiba. Agar hasilnya tidak mengecewakan, bekali diri dengan beberapa tips berikut ini seperti dikutip dari Cermati.com.

photo
Wawancara kerja memerlukan keseriusan dan rasa hormat dari yang diwawancarai kepada pihak pemilik pekerjaan.

Yakinkan Diri Sendiri Terlebih Dahulu

Sebelum meyakinkan pewawancara, kamu perlu meyakinkan diri sendiri terlebih dahulu. Ketika kamu yakin, kamu akan lebih pede untuk tampil di depan siapapun, termasuk pewawancara. Hal ini bisa ditunjukkan lewat mimik wajah, gestur tubuh, dan tatapan matamu terhadap lawan bicara.

Hilangkan hal-hal yang membuat dirimu kurang yakin terhadap diri sendiri, seperti rasa takut dan gugup yang berlebihan. Jika kamu saja kurang yakin, maka orang lain pasti lebih tidak yakin lagi dengan dirimu.

Pelajari Seluk Beluk Perusahaan

Cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai perusahaan yang kamu lamar. Mulai dari spesifikasi perusahaan, visi, misi, reputasi, gaji rata-rata, hingga kompetitor terbesar dari perusahaan. Informasi ini akan memudahkanmu saat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan si pewawancara.

Kamu tidak perlu menghafalkan semua informasi mengenai perusahaan. Cukup garis-garis besarnya saja karena pewawancara juga tidak akan menanyakan hal ini secara detail. Karena yang terpenting adalah kamu tahu agar tidak kaku saat menjawab.

photo
Persiapan menjelang wawancara kerja. Ilustrasi

Bekali Diri dengan Keterampilan yang Dimiliki

Bawa dokumen-dokumen yang diperlukan, seperti CV, ijazah, dan sertifikat pendukung lainnya sebagai bukti kalau kamu layak dipertimbangkan oleh perusahaan.

Walaupun perusahaan sudah memiliki semua dokumen ini, tidak ada salahnya jika kamu membawanya kembali. Apabila perusahaan memintanya, kamu bisa dengan mudah menyerahkannya.

Jika kamu pernah menduduki jabatan tertentu di perusahaan, kamu bisa membawa beberapa portofolio kerjamu sebagai bukti kalau kamu mahir di bidang tersebut.

Misalnya kamu pernah menjadi seorang akuntan. Kamu bisa membawa contoh jurnal transaksi sederhana yang telah kamu siapkan sehari sebelum sesi wawancara kerja berlangsung.

Hindari Kalimat “Saya Tidak Tahu”

Tidak semua pertanyaan yang dilemparkan pewawancara harus dijawab dengan sempurna, tetapi jangan sekali-sekali mengucapkan kalimat “saya tidak tahu”. Sebagai solusi, kamu bisa menjawab dengan hal-hal yang masih ada kaitannya dengan pertanyaan tersebut.

Intinya, kamu harus mampu menciptakan percakapan yang menyenangkan agar pewawancara merasa nyaman berbicara denganmu. Jika kamu kurang memahami pertanyaan, jangan ragu untuk meminta pewawancara memperjelaskan maksud dari pertanyaan tersebut. Cara ini lebih baik daripada kamu kebingungan dan tidak bisa berkata apa-apa untuk menjawab.

Hati-Hati dengan Pertanyaan Jebakan

Pertanyaan seperti jumlah gaji yang diinginkan atau motivasi bekerja di perusahaan merupakan pertanyaan jebakan yang sering menyebabkan kandidat gagal diterima oleh perusahaan.

Pertanyaan tersebut harus dijawab secara realistis sesuai fakta yang sebenarnya. Misalnya, masalah gaji, sampaikan gaja rata-rata yang ditetapkan oleh perusahaan untuk pegawai baru.

Buatlah perusahaan tertarik dengan jawaban yang kamu ucapkan. Hindari jawaban yang terkesan menyombongkan diri. Tetaplah rendah hati meskipun kamu memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Kenali Kepribadian si Pewawancara

Jangan pernah berpikir semua pewawancara enak diajak mengobrol. Sebagian dari mereka malah terlihat menyebalkan dengan wajah yang kurang bersahabat.

Sebagai pelamar, kamu harus mampu membaca kepribadian pewawancara melalui ekspresi dan gestur yang mereka berikan setelah kamu memasuki ruang wawancara.

Mampu mengenali kepribadian pewawancara akan memudahkanmu untuk membangun sebuah komunikasi. Setidaknya kamu tahu apa yang mereka sukai dan tidak sukai, sehingga kamu dapat menghindari hal-hal yang kurang berkenan di hatinya.

Siapkan Beberapa Pertanyaan Pribadi

Apabila pewawancara tertarik terhadap kamu, mereka pasti menyuruhmu untuk bertanya, baik mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan atau pertanyaan umum mengenai dunia kerja.

Sebaiknya siapkan beberapa pertanyaan yang dapat semakin mempererat hubunganmu dengan si pewawancara. Buatlah pertanyaan yang sekiranya dapat mencairkan suasana.

Misalnya, kamu melamar kerja di bank, tanyakan kenapa karyawan di bank harus rapi, bersih, dan terlihat segar. Jadilah kandidat yang enak diajak mengobrol karena suaramu sangat dibutuhkan oleh perusahaan setelah kamu diterima bekerja di sana.

Hindari Kesan Terburu-buru saat Menjawab Pertanyaan

Nikmati sesi wawancara dengan perasaan rileks dan tenang. Meskipun waktu wawancara kerja terbatas, hindari kesan terburu-buru saat menjawab pertanyaan agar konsentrasi tidak buyar, sehingga jawaban yang kamu ucapkan maksimal dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pewawancara. Tetap semangat dan semoga sukses!

Artikel ini kerja sama antara Republika.co.id dan Cermati.com

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement