Rabu 02 Jan 2019 14:29 WIB

Ratusan Wisatawan Tertahan di Karimunjawa

Gelombang laut yang tinggi tidak aman untuk aktivitas penyeberangan.

Wisatawan beraktivitas di kawasan Pulau Cilik, Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah.
Foto: Antara/Aji Styawan
Wisatawan beraktivitas di kawasan Pulau Cilik, Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA -- Ratusan wisatawan masih tertahan di Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Rabu (2/1). Mereka tertahan karena kapal yang melayani penyeberangan ke Jepara tidak bisa beroperasi menyusul gelombang laut setempat yang masih tinggi.

"Hingga kini, ketinggian gelombang laut di Jepara masih berkisar 2,5 meter sehingga tidak aman untuk aktivitas pelayaran," kata Kepala Bidang Perhubungan Laut Dinas Perhubungan Kabupaten Jepara Suroto, Rabu.

Ia mengungkapkan kapal penyeberangan dari Jepara ke Karimunjawa tidak bisa beroperasi menyusul gelombang tinggi sejak Senin (31/12) hingga sekarang. Untuk saat ini, kata dia, jumlah wisatawan yang belum bisa menyeberang ke Jepara berkisar 140 orang dari sebelumnya mencapai 200-an orang.

Sebagian wisatawan ada yang memanfaatkan transportasi udara jika memang memiliki agenda mendesak untuk segera pulang. Untuk bisa pulang menggunakan pesawat terbang dari Karimunjawa ke Semarang, wisatawan harus bersabar karena kapasitas pesawat hanya berkisar 60-an penumpang.

"Informasinya, Pemprov Jateng akan mengupayakan penambahan frekuensi penerbangan agar bisa mengangkut wisatawan yang masih tertahan di Pulau Karimunjawa," ujarnya.

Gelombang tinggi yang terjadi di Perairan Laut Jepara setiap musim baratan merupakan hal biasa yang terjadi setiap Desember, Januari hingga Februari. Menurut dia, biro wisata tentunya sudah memberikan penjelasan kepada wisatawan bahwa pada bulan tersebut rawan terjadi gelombang tinggi. Ketika berlibur pada bulan-bulan tersebut memang harus siap menerima konsekuensi tidak bisa pulang sesuai jadwal.

"Jika ingin pulang menggunakan kapal penumpang, tentunya harus menunggu gelombang laut kembali normal karena saat ini memang tidak aman untuk aktivitas penyeberangan," ujarnya.

Untuk memastikan jumlah wisatawan yang tertahan di Karimunjawa, Dinas Perhubungan Kabupaten Jepara sedang melakukan pendataan ulang hari ini. Syahbandar Jepara Trijoto menambahkan gelombang tinggi memang terjadi sejak Senin (31/12), sehingga diterbitkan larangan kapal penumpang beroperasi demi keselamatan penumpang.

"Karena hingga sekarang gelombang di laut masih mencapai 2,5 meteran lebih, maka larangan tersebut kembali diperpanjang sambil menunggu kondisi cuaca kembali normal," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement