Rabu 02 Jan 2019 12:06 WIB

Video Gim Bisa Picu Agresivitas Anak

Orang tua sebaiknya mendorong anak mengisi waktu luang dengan kegiatan produktif.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah anak bermain gim online jenis Point Blank di sebuah warung internet Kawasan tebet, Jakarta Selatan.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah anak bermain gim online jenis Point Blank di sebuah warung internet Kawasan tebet, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Video gim, khususnya yang penuh adegan kekerasan, bisa memicu agresivitas anak di kehidupan nyata. Ini hasil analisis 24 studi yang melibatkan 17 ribu anak dan remaja.

Secara keseluruhan peneliti menemukan anak yang bermain video gim perang, pertarungan, dan pembunuhan semakin agresif dari waktu ke waktu dibanding teman sebayanya yang tak bermain video gim sama. Peneliti dan Profesor Ilmu Psikologi dan Otak di Dartmouth College Hanover, Jay Hull mengatakan hampir seluruh peneliti dengan topik sama mengaitkan video gim kekerasan dengan agresivitas anak.

"Efek dari video gim berbau kekerasan berimplikasi pada perilaku agresif anak," katanya, dilansir di Health Day, Rabu (2/1).

Menurut Hull, adegan kekerasan dalam video gim ibarat memberi 'hadiah' anak berperilaku agresif. Itu karena anak menjadi pemegang kendali permainan dan mendorong pikirannya terus mengalahkan musuh sehingga mengurangi empati terhadap korban kekerasan di dalam permainan tersebut. Temuan ini diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences.

"Orang tua sebaiknya mendorong anak-anaknya mengisi waktu luang dengan kegiatan yang lebih produktif," kata Hull.

Profesor Psikologi di Universitas Villanova Pennsylvania, Patrick Markey membenarkan hubungan antara video gim kekerasan dengan agresivitas anak, namun dampaknya tidak sesignifikan itu. Pada survei psikolgi yang dilakukannya pada 2017, hanya 15 persen percaya permainan kekerasan  berkontribusi pada perilaku agresif anak.

"Penelitian saya menunjukkan video gim tak begitu mendorong perilaku kekerasan serius pada anak," katanya.

Meski begitu, orang tua mempunyai alasan lain sehingga perlu membatasi anak dari paparan video gim. Orang tua mungkin ingin melindungi anak-anak dari hal-hal menakutkan yang ditampilkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement