Jumat 28 Dec 2018 11:34 WIB

Haruskah Buang Air Besar Setiap Hari?

Sejumlah pakar sepakat Anda tidak harus BAB sehari sekali.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Papan penanda arah ke toilet.
Foto: Pxhere
Papan penanda arah ke toilet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa hari Anda mungkin merasa keluar masuk toilet begitu sering, kemudian beberapa hari lainnya Anda hanya buang air besar sekali dua hari atau sekali tiga hari. Pertanyaan kemudian muncul, haruskah seseorang buang air besar setiap hari?

Berikut pemaparan lima ahli kesehatan menjawab pertanyaan tersebut, dilansir dari Essential Baby.

Baca Juga

Gantroenterologis di Universitas Deakin, Christopher Hair

Hair berpendapat seseorang tak harus buang air besar setiap hari. Tubuh manusia begitu kompleks dan menjelaskan begitu banyak fungsi berbeda antara orang satu dengan orang lainnya, termasuk kebiasaan tidur, buang air kecil, dan buang air besar.

Apa yang dianggap normal  bagi sebagian orang, bisa saja tidak normal bagi orang lain. Buang air besar salah satu contohnya.

Buang air besar normal berkisar tiga kali per hari hingga tiga kali per pekan. Kurang dari 40 persen orang sehat buang air besar sekali sehari.

Orang bisa saja terindikasi infeksi jika terlalu sering buang air, dan bisa saja terindikasi kanker jika kotoran atau fesesnya berdarah. Kadang seseorang yang tak buang air besar dalam beberapa hari bisa saja menunjukkan penyakit terkait kondisi metabolik.

Ilmuwan senior CSIRO, Damien Belobradjdic

Belobradjdic setuju bahwa buang air besar tak harus dilakukan setiap hari. Namun, periode buang air besar kurang dari tiga kali dalam sepekan bisa menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti wasir, fisura ani, atau impaksi feses.

Sembelit bisa disebabkan banyak faktor, termasuk kondisi medis, pengaruh obat (opioid, beberapa antasid), suplemen gizi (zat besi), dan tentu saja diet rendah serat. Cara terbaik agar kesehatan pencernaan optimal dan gerakan usus teratur adalah minum banyak air dan konsumsi makanan berserat tinggi. Jenisnya bermacam-macam, mulai dari roti gandum, sereal, kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran, dan buah segar.

Gastroenterologis Lembaga Penelitian Kesehatan dan Medis Australia Selatan, Dan Worthley

Penelitian terbaru melibatkan 4.775 partisipan menunjukkan 95 persen orang buang air besar tiga hingga 21 kali sepekan. Ini berarti Anda tak harus buang air besar setiap hari.

Dosen dan gastroenterologis Universitas Queensland, Jakob Begun

Feses adalah produk akhir usus yang memetabolisme makanan kita. Komposisinya terdiri dari  bahan tak bisa diserat, mikroba, dan air. Setiap pekan, rata-rata seseorang menghasilkan 500-1.100 gram feses.

Frekuensi buang air besar diatur banyak faktor, termasuk diet, aktivitas motorik intrinsik usus, kapasitas rektal, kebiasaan, dan mikrobioma usus. Penelitian umumnya menegaskan aturan tiga tiga, bahwa frekuensi buang air besar normal berkisar tiga kali sehari hingga sekali dalam tiga hari.

Dosen dan gastroenterologis di Universitas Western Sydney, Vincent Ho

Studi di Inggris dan Swedia menemukan hampir semua partisipan buang air besar antara tiga kali sehari hingga tiga kali sepekan. Jadi, rentang ini dianggap normal. Banyak faktor nonpenyakit memengaruhi frekuensi gerakan usus, termasuk asupan cairan, aktivitas fisik, diet, usia, dan faktor sosial, seperti rasa malu atau enggan menggunakan toilet umum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement