Sabtu 22 Dec 2018 04:57 WIB

Jalur Menuju Wisata Kawah Putih Sering Macet

Saat terjadi kemacetan, pengelola menerapkan sistem buka tutup.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ani Nursalikah
 Warga yang tengah berlibur Hari Raya Idul Fitri mengunjungi kawasan wisata Kawah Putih di Ciwidey, Kabupaten Bandung,  Sabtu (9/7).  (foto : Mahmud Muhyidin)
Warga yang tengah berlibur Hari Raya Idul Fitri mengunjungi kawasan wisata Kawah Putih di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Sabtu (9/7). (foto : Mahmud Muhyidin)

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Kemacetan sering terjadi di jalur wisata Bandung Selatan ketika hari libur. Namun, pengelola objek wisata Kawah Putih menyebut tingkat kunjungan wisatawan terus meningkat.

"Kita memang mungkin tidak punya kapasitas mengomentari itu (kemacetan). Intinya, yang kita tahu rasakan seperti itu (macet). Kita lihat setiap tahun selalu ada pelebaran. Intinya itu sudah membantu. Adapun kunjungan ke wisata Bandung Selatan tiap tahun ada kenaikan pengunjung tiap liburan," ujarnya saat dihubungi, Jumat (21/12).

Menurutnya, dengan lonjakan pengunjung ke Bandung Selatan dan khususnya ke objek wisata Kawah Putih, kemacetan tidak bisa terelakkan dan terjadi dimana-mana. Meski begitu, menurutnya, kemacetan tidak terlalu memberikan kendala.

Ia menuturkan, jika pengunjung penuh di Kawah Putih, pengelola menerapkan sistem buka tutup dan memindahkan terlebih dahulu pengunjung ke lokasi wisata yang masih bagian dari objek wisata Kawah Putih. Dia menambahkan, pada hari biasa pengunjung yang datang rata-rata 400-500 orang per hari.

Jika hari libur biasa mencapai 1.500-2.000 orang. Sedangkan jika libur panjang seperti libur Lebaran, Natal, dan tahun baru mencapai 4.000-5.000 perhari.

photo
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin

Kondisi ruas jalan di jalur wisata Bandung Selatan dari Soreang hingga Rancabali yang tidak ideal mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan. Sekitar 30 persen potensi wisatawan hilang akibat kondisi jalan yang tidak lebar yang berdampak pada kemacetan.

Kepala objek wisata pemandian air panas Ciwalini, Ade Yuyun Rahayu mengatakan jalan yang tidak lebar menuju lokasi wisata dikeluhkan para pelaku objek wisata. Hal itu seringkali menyebabkan kemacetan panjang sehingga memperlama waktu menuju lokasi objek wisata.

"Wisatawan banyak tertahan di jalan, pas sudah sampai sudah tutup (objek wisata). Itu buat kerugian bagi pengelola wisata," ujarnya.

Menurutnya, memasuki musim liburan seperti Natal dan Tahun Baru 2019 sering terjadi kemacetan tinggi. Dirinya mengungkapkan, memang terdapat perbaikan pelebaran jalan di beberapa titik, namun belum sebanding dengan volume kendaraan yang banyak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement