REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada tahap awal menjadi orang tua, kita tak terlalu peduli dengan sopan santun si bayi. Dia ingin berterian, menangis, menghentak kaki, dan sebagainya dianggap perilaku wajar, bahkan menggemaskan.
Namun, saat anak memasuki usia prasekolah, mulai memenuhi undangan ulang tahun temannya, maka sopan santun dan tata karama menjadi semakin penting. Sayangnya belajar sopan santun itu tak mudah. Anak pada usia prasekolah menempatkan diri sebagai pusat segalanya.
Mereka ingin semua orang memperhatikannya. Mereka ingin menjadi yang pertama, terkuat, terbaik, dan tak peduli orang lain.
Kata "tolong" dan "terima kasih" awal yang baik mengajarkan sopan santun pada anak. Bagaimana agar buah hati bersedia dan terlatih melakukannya? Berikut pemaparannya, dilansir dari Essential Baby, Jumat (21/12).
1. Buat strategi
Saat Anda menjawab telepon atau mulai berbicara dengan seseorang, anak mungkin tergoda untuk mengganggu ibu atau ayahnya yang sedang mengobrol. Anda bisa menghentikannya dengan sopan dengan mengatakan "tolong" alih-alih berteriak menyuruhnya diam.
2. Contohkan
Perilaku anak yang baik harus dijadikan rutinitas sehari-hari. Jika Anda tidak mengatakan "tolong" ketika meminta anak membereskan mainannya, atau tidak mengatakan "terima kasih" kepada ayah anak yang mungkin memberi Anda hadiah, maka Anda merusak peluang anak mencontoh yang baik dari orang tuanya.
3. Jalan-jalan
Selain rumah, lingkungan luar tempat tinggal bisa menjadi media mengajarkan anak sopan santun. Anda bisa mengajak anak jalan-jalan. Saat anak melihat ayah atau ibunya membantu nenek tua menyeberang jalan, kemudian si nenek mengucap terima kasih, itu juga memodelkan perilaku sopan santun.