Senin 17 Dec 2018 09:37 WIB

Tips Mengatasi Takut Naik Pesawat

Terbuka tentang rasa takut Anda merupakan hal penting.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ani Nursalikah
Takut naik pesawat (Ilustrasi)
Foto: Dailymail
Takut naik pesawat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Takut menumpang pesawat terbang dialami sekitar satu dari 10 orang di dunia (data dari Yayasan Anxiety UK). Pengidapnya bisa mengalami gemetar hebat atau sakit kepala saat lepas landas, atau bahkan sama sekali tidak mau naik pesawat terbang.

Kabar baiknya, kondisi itu bisa diatasi dengan terapi yang tepat. Survei yang dilakukan National Geographic Channel menunjukkan, lebih dari 21 juta warga Inggris berhasil mengatasi kondisi yang dikategorikan sebagai salah satu fobia itu.

Baik pria maupun perempuan sama-sama memiliki peluang terserang rasa takut ini. Studi mengungkap, perempuan mengidapnya karena paranoid terjadi kecelakaan. Pria mengalaminya karena tidak suka berada dalam kondisi hilang kendali.

Walaupun Anda tidak memilikinya sekarang, bisa jadi kelak ada satu insiden hebat yang memicu kemunculan rasa takut. Sebagai contoh, mendiang musisi Aretha Franklin memutuskan berhenti naik pesawat terbang setelah mengalami turbulensi hebat pada 1984.

Laman Nat Geo Traveller menyarankan penumpang memberi tahu kru kabin mengenai fobianya sebagai antisipasi. Terbuka tentang rasa takut Anda merupakan hal penting. Dengan begitu, awak kabin akan siaga memberikan bantuan jika dibutuhkan.

Hal yang bisa dilakukan sebelum terbang, yaitu memesan kursi yang membuat Anda merasa lebih aman. Misalnya, di deretan kursi depan, dekat pintu keluar, atau dekat kamar mandi. Cara lain, bayangkan seolah-olah Anda naik bus dan bukan pesawat.

Perlu juga dipahami turbulensi saat penerbangan adalah hal wajar. Jika pesawat sedikit berguncang, cobalah bernapas dengan rileks. Jangan mencengkeram pegangan kursi yang hanya akan membuat Anda tegang. Membaca buku atau mendengarkan musik bisa jadi opsi lain.

Lingkarkan karet gelang di pergelangan tangan dan jepretkan saat Anda mulai panik. Selain pengalih perhatian itu, jangan lupa statistik mencatat jumlah kecelakaan akibat penerbangan berjumlah lebih sedikit dibandingkan angka kecelakaan mobil dan motor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement