Jumat 14 Dec 2018 18:40 WIB

Geliat Bisnis Kuliner Pasar Kue Subuh

Sebelum terbakar, nilai transaksi mendekati angka Rp 1 miliar

tampak suasana pasar kue subuh di Pasar Senin
Foto: JRP
tampak suasana pasar kue subuh di Pasar Senin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bicara bisnis kue subuh rasanya akan terasa kurang pas apabila tidak membahas kue subuh Pasar Senin.

Di pasar yang berdekatan dengan stasiun kereta pasar Senin Jakarta Pusat ini, setiap hari sejak dini hari hingga terbit matahari dapat dengan mudah para konsumen menjumpai beragam kue murah yang siap saji. 

Ratusan jenis kue pasar dijajakan dengan cita rasa berlimpah. Ada rasa gurih, manis, asin, asam seharga dengan harga mulai Rp 500 hingga 4.000 per biji.

Penjual juga menawarkan kue untuk hantaran atau acara resmi yang dikemas dalam kardus atau tampah yang ditata menarik. Sebut saja, tart, lapis legit, bolu marmer hingga roti buaya. Harganya bervariasi, tergantung ukuran kuenya.

Sejarah pasar kue subuh kabarnya bermula dari Elkana Tju dan empat rekannya yang mengagas lapak kue di area pinggiran Pasar Senen, sekitar tahun 1988. Waktu itu hanya lima meja lapak berjejer yang dipajang sejak pukul 02.00 dinihari hingga 08.00 pagi. 

"Jadi waktu itu mereka berlima dagang hanya untuk memenuhi kebutuhan kue bagi warga Senen dan sekitarnya," kata Shindu Hariyadi Wibisono, Property Management Coordinator for Trade Centre PT Jaya Real Property, Tbk., selaku pengelola pusat perdagangan dan Grosir Senen Jaya, dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.

 

Pelanggan Pasar Kue Subuh Senen yang datang bukan hanya warga Jakarta saja, melainkan juga dari Jabodetabek hingga Cilegon. Mereka adalah reseller (menjual kembali) selain penikmat langsung (end user). 

Hengky Djauhari, salah satu Pengurus Pasar Kue Subuh Senen,  yang merupakan generasi kedua dari Elkana Tju, mengaku dirinya beberapa kali menerima pesanan kue dari perusahaan BUMN, beberapa departemen pemerintah, Maskapai Garuda Indonesia dan Merpati, hingga Istana Presiden. 

Kini, tidak perlu harus pergi subuh untuk bisa menikmati jajanan favorit.  Pasar mulai buka sejak puluk 19.00 malam hingga 06.00 pagi. Sesi pertama, jam pukul 19.00 malam sampai 02.00 pagi biasanya sebagian besar pembeli adalah grosir atau reseller dari area Jabodetabek. 

Mereka membeli dengan jumlah partai besar dengan menggunakan mobil box, bahkan hingga ukuran engkel. Pukul 02.00 dinihari sampai 06.00 pagi lebih banyak melayani pembeli menengah dan kecil. Seperti pengusaha makanan dan ibu rumah tangga yang sedang menggelar hajatan di rumah atau kantor.

Setiap malam ada puluhan truk yang mensuplai kue ke pasar seluas 1.769 persegi yang berkapasitas 700 meja lapak ini. Sedikitnya 500 hingga 700 pengunjung datang dengan nilai transaksi antara Rp 600 hingga Rp 800 jutaan per malam. "Sebelum kebakaran, pengunjungnya bisa seribu orang semalam, transaksi hampir Rp1 miliar," ujar Shindu.

Meski telah memberikan kontribusi besar bagi ekonomi warga jabodetabek, namun perjalanan bisnis kuliner ini tidak senikmat rasa kuenya.  Para pedagang juga mengalami pasang surut dengan penyebab beragam. 

Mulai dari kebakaran, pungli hingga kian ramai sentra kue subuh baru di beberapa kawasan di Jakarta hingga pelosok.  Mereka berharap ada pembenahan dari pengelola terkait area parkir, keamanan dan media promosi yang baik dan masif, agar menarik minat pengunjung.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement