Jumat 14 Dec 2018 04:55 WIB

Ibu yang Menyusui Lama Lebih Rendah Terkena Penyakit Hati

Ibu disarankan menyusui bayi secara eksklusif setidaknya selama enam bulan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ani Nursalikah
Ibu menyusui bayinya.
Foto: Republika/Prayogi
Ibu menyusui bayinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyusui telah lama dikaitkan dengan manfaat kesehatan bagi wanita. Manfaat itu termasuk risiko lebih rendah terhadap penyakit jantung, diabetes, dan kanker tertentu.

Sebuah studi di Amerika Serikat menunjukkan ibu yang menyusui selama enam bulan atau lebih mungkin memiliki lebih sedikit lemak di hati mereka. Itu artinya, mereka yang menyusui berisiko lebih rendah terhadap penyakit hati.

Studi fokus pada apakah merawat seseorang juga dapat dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFDL). NAFDL biasanya dikaitkan dengan obesitas dan kebiasaan makan tertentu.

Peneliti mengikuti 844 wanita selama 25 tahun seteleh mereka melahirkan. Secara keseluruhan, 32 persen melaporkan menyusui hingga satu bulan, 25 persen mengatakan menyusui selama satu sampai enam bulan, dan 43 persen melaporkan menyusui lebih lama.

Pada akhir penelitian, wanita tersebut rata-rata berusia 49 tahun. Sebanyak 54 orang atau sekitar enam persen mengembangkan NAFDL.

Wanita yang menyusui bayi setidaknya selama enam bulan, 52 persen lebih kecil kemungkinannya mengembangkan penyakit hati daripada ibu yang dirawat selama kurang dari satu bulan. Para peneliti melaporkan ini dalam Journal of Hepatology.

“Analisis baru ini berkontribusi pada semakin banyak bukti yang menunjukkan menyusui anak juga menawarkan manfaat kesehatan yang signifikan bagi ibu,” kata pemimpin studi Veeral Ajmera dari University of California, San Diego melalui email, seperti yang dilansir di Channel News Asia, Kamis (13/12).

Ajmera menambahkan studi selanjutnya akan diperlukan untuk menilai apakah menyusui dapat menurunkan tingkat keparahan NAFLD pada wanita yang berisiko tinggi. Para wanita dalam analisis adalah bagian dari pengembangan risiko arteri koroner yang lebih besar dalam studi dewasa muda. Mereka dinilai ketika bergabung dalam studi pada 1985 dan 1986, kemudian disurvei tentang menyusui dengan kelahiran berikutnya. Lemak di hati mereka lalu diperiksa pada akhir penelitian dengan menggunakan computed tomography.

Studi ini dapat membuktikan apakah atau bagaimana menyusui mungkin menghambat NAFLD. Penulis mencatat ada kemungkinan wanita menyusui lebih lama memiliki gaya hidup lebih sehat yang berkontribusi terhadap risiko penyakit hati yang lebih rendah.

Lori Feldman-Winter dari Sekolah Kedokteran Rowan University di Camden New Jersey mengatakan wanita disarankan menyusui bayi secara eksklusif setidaknya selama enam bulan. Namun, juga tidak jelas berapa banyak perlindungan yang mungkin didapatkan wanita jika mereka mencapai total enam bulan menyusui setelah menyusui beberapa anak untuk jangka waktu yang lebih pendek.

“Mempertahankan laktasi melalui setidaknya enam bulan pertama adalah fisiologis bagaimana tubuh ibu memprogram ulang metabolisme dan mencegah penyakit kronis,” kata Feldman-Winter, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

“Obesitas dan diet juga mengubah risiko ini. Efek laktasi tampaknya terbesar dan menawarkan potensi terbaik untuk menurunkan prevalensi penyakit hati berlemak,” ujarnya.

Selain itu, Jennifer Yourkavitch dari University of North Carolina menyarakan penelitian lebih lanjut diperlukaan untuk mengonfirmasi potensi menyusui untuk membantu mencegah penyakit hati. “Tetapi ada banyak bukti yang mendukung pemberian ASI yang bermanfaat bagi kesehatan perempuan dan anak-anak. Itu harus dipromosikan dan didukung. Temuan ini memberi kita alasan lain untuk melakukan itu,” kata Yourkavitch yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement