Rabu 12 Dec 2018 08:10 WIB

Ini Olahraga yang Diyakini Ilmuwan Bisa Bikin Awet Muda

Olahraga ketahanan dan HIIT diyakini bisa meningkatkan menahan laju penuaan sel

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
fitness crossfit
Foto: menshealth.com/gettyimages
fitness crossfit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain kesehatan, sejumlah olahraga tertentu juga bisa mendatangkan manfaat anti-penuaan. Penelitian baru yang baru dipublikasikan bulan lalu di European Heart Journal menyebutkan bahwa latihan endurance atau daya tahan serta olahraga interval intensitas tinggi (HIIT) bisa membuat seseorang menjadi awet muda.

Penelitian melibatkan 266 peserta bertubuh sehat namun jarang berolahraga. Para peneliti membagi semua peserta ke dalam empat kelompok. Empat kelompok itu terdiri dari grup yang akan diberi latihan daya tahan, HIIT, angkat beban, dan grup yang tidak berolahraga sama sekali. 

Baca Juga

Masing-masing kelompok diberi waktu selama 45 menit untuk berolahraga setiap tiga kali sepekan. Sementara kelompok yang tidak berolahraga tetap menjalani aktivitas mereka sehari-hari. 

Setelah enam bulan, para peneliti mengamati bagian telomer peserta dari setiap kelompok. Telomer merupakan bagian dari kromosom yang berperan penting menjaga DNA dari kerusakan. 

Penelitian menemukan bahwa aktivitas dan panjang telomer meningkat dua hingga tiga kali lipat baik pada kelompok latihan daya tahan maupun HIIT dibandingkan kelompok yang tidak berolahraga sama sekali.

Salah satu peneliti dari Universitas Saarland di Jerman Dr. Christian Werner PhD mengatakan telomer mengalami kerusakan setiap waktu. Sehingga kondisi sel sangat mudah terserang seiring bertambahnya usia. 

"Ini proses penting yang menandai penuaan sel," ujar Werner dikutip Cooking Light. 

Menurut Werner, jika proses kerusakan itu bisa diperlambat, kondisi tubuh secara keseluruhan akan sehat lebih lama. Kondisi kesehatan akan jauh lebih baik apabila diimbangi dengan olahraga yang berkaitan dengan cardio.

Telomer yang lebih sehat membantu tubuh membuat status biologis jauh lebih muda dibandingkan usia sebenarnya. Semakin lama seseorang bisa menstabilisasikan telomer, semakin besar kesempatan sel untuk melawan stres dan inflamasi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement