REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minum yang cukup dan pernapasan yang baik merupakan dua hal yang dibutuhkan balita, terkhusus bayi. Kekurangan minum atau menyusui akan mengakibatkan dehidrasi atau kekurangan cairan.
"Kurang minum biasanya disebabkan karena mulut yang tidak enak ketika minum, seperti sariawan, dan hal itu bisa terjadi pada bayi," tutur asisten profesor pengobatan darurat klinis di Keck School of Medicine dari University of Southern California Dr Emily Rose seperti dikutip dari New York Times. Ia juga mengatakan kurang cairan juga terjadi karena diare dan muntah.
Pernapasan yang berat dan cepat juga mengganggu menyusui atau minum. Permasalahan dehidrasi seperti ini sangat umum terjadi pada seorang anak dan menjadi alasan umum di setiap ruang pemeriksaan, perawatan, gawat darurat.
Orang tua diharap untuk waspada tidak menyepelekan hal ini. Karena dehidrasi merupakan hal bahaya, bahkan menyebabkan kematian.
Terjadinya buang air secara terus menerus akan mengakibatkan cairan dalam tubuh selalu berkurang dalam waktu yang cepat. Ditambah dengan anak yang mengalami muntah, akan sulit makanan masuk kedalam mulutnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya dehidrasi dan disertai asupan nutrisi dalam tubuh yang tidak seimbang. Tentu akan membahayakan bagi seorang anak.
Seorang bayi yang mengalami gangguan pada pernapasan akan berpengaruh kepada menyusui atau minum. Otomatis mengurangi cairan yang masuk dalam tubuh. Musim atau cuaca salah satu pengaruh terhadap terjadinya infeksi saluran pernapasan.
Cairan dalam tubuh adalah perlu. Namun tentu bernafas lebih merupakan keperluan. Seorang anak yang mengalami infeksi pernapasan akan mengalami kekurangan banyak cairan.
Dehidrasi dikelompokan dalam tiga tahapan. Dehidrasi ringan, dehidrasi sedang, dan dehidrasi berat. Dehidrasi ringan biasanya ditandai dengan rewel dan rasa kurang ceria pada anak, dehidrasi sedang ditandai dengan rasa kurang ceria pada anak dan susah untuk minum. Dehidrasi berat ditandai dengan selalu rewel, kurang ceria, susah minum bahkan diasupi makanan, mengantuk, lemas.
Selain daripada fisiknya, dehidrasi juga dapat dilihat dari pola pernapasan, produksi air seni, dan matanya. Pola pernapasan pada anak dehidrasi semakin dehidrasi meningkat pernapasan semakin cepat dan dalam.
Produksi air seni atau buang air kecil pada anak dehidrasi akan semakin berkurang dan berwarna kuning pekat, bahkan tidak mengalami buang air kecil. Dan seorang anak yang mengalami dehidrasi tidak keluar air mata ketika nangis.
Selama terjadi dehidrasi ringan, berikan selalu air minum pada anak seperti menyusui atau air putih dengan sendok kecil atau sedotan. Berikan juga makanan yang mengandung cairan seperti buah, sayuran berkuah. Ketika dehidrasi mulai meningkat berilah anak cairan yang mengandung gula-garam atau mencoba langsung konsultasi ke dokter.