REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi milenial dinilai lebih suka menghabiskan uang yang mereka peroleh untuk berlibur atau bersenang daripada menabung ataupun berinvestasi. Hal ini tentu sangat disayangkan, mengingat pentingnya berinvestasi sejak dini.
Data dari Bappenas mengemukakan Indonesia memiliki penduduk 250 juta jiwa, 60 persen dari jumlah tersebut adalah usia produktif berusia 15 hingga 64 tahun yang menjadi kekuatan bangsa Indonesia. Sedangkan jumlah generasi milenial di Indonesia usia 22 hingga 37 tahun mencapai 34,45 persen atau 90 juta dari total jumlah penduduk Indonesia.
Agung Wirajaya, Assistant VP, Head of Strategic Residential Marketing Division PT Agung Podomoro Land, Kamis (6/12) dalam keterangan tertulisnya menilai generasi milenial menguasai 40 persen kelompok pembeli potensial properti di Indonesia.
Angka tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 70 persen pada 2030. Semakin bertambahnya usia tentu para milenial harus mulai berpikir lebih bijak dalam mempersiapkan masa depan. "Caranya adalah dengan mulai berinvestasi dan mengelola keuangan," katanya.
Meski diakuinya banyak kendala yang dihadapi milenial saat ingin membeli properti. Namun mereka harus memaksakan diri untuk membelinya karena kenaikan harga properti selalu lebih tinggi daripada inflasi.
Artinya properti adalah alat investasi yang aman dan menguntungkan, sekaligus dapat menjadi penghasilan tambahan (passive income) serta porto folio income melalui kenaikan harga properti tiap tahun.
Menyadari pentingnya kesadaran berinvestasi bagi generasi Millenial, Agung Podomoro Land mengadakan program spesial bertajuk Home for Millennials. Digelar mulai 4 Desember hingga 9 Desember 2018, program ini dirancang khusus bagi para millennial dengan menghadirkan Hunian Angsuran hanya Rp 2 Jutaan.