REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TIm Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (10 DPP) Kementerian Pariwisata melakukan rangkaian kegiatan promosi pariwisata Indonesia ke Korea, Cina dan Jepang pada pertengahan hingga akhir November 2018. Di Korea, Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP juga melakukan kegiatan Sales Mission Mandalika.
Kegiatan ini memungkinkan pemerintah menjelaskan destinasi wisata Mandalika, Nusa Tenggara Barat, yang merupakan salah satu dari empat destinasi super prioritas. Kegiatan Sales Mission Mandalika ini digelar di dua kota yaitu di Seoul pada 13 November dan di Busan tanggal 15 November 2018.
Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP Hiramsyah S Thaib mengatakan, pihaknya aami akan mengoptimalkan semua peluang serta bersinergi dengan berbagai institusi dan lembaga. "Tujuannya, untuk mempromosikan pariwisata Indonesia ke dunia internasional," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika, Selasa (4/12).
Program Sales Mission Mandalika merupakan kegiatan untuk mengenalkan destinasi wisata Indonesia khususnya Mandalika kepada para travel agent dan tour operator di Seoul dan Busan. Peran travel agent dan tour operator sangat penting dalam menyebarkan informasi pesona wisata Mandalika. Hiramsyah optimistis, melalui kegiatan ini, kunjungan wisatawan dari Korea, Cina dan Jepang ke Indonesia akan terus meningkat.
Hiramsyah menambahkan, potensi wisatawan dari tiga negara tersebut sangat tinggi dan hal ini menjadi peluang emas bagi pariwisata Indonesia. "Dengan kegiatan-kegiatan yang kami lakukan ini, saya optimis para wisatawan akan menentukan pilihan utama kunjungan wisatanya ke Indonesia," tuturnya.
Dalam kunjungannya di Korea, Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP bertemu dengan Daisy Kim, dari WAUG Travel dan para perwakilan Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di Seoul. WAUG Travel berharap dapat bekerja sama untuk mempromosikan paket-paket destinasi wisata ke Indonesia melalui aplikasi mereka.
Sales Mission Mandalika di Seoul dan Busan diikuti oleh 5 seller dari Indonesia yaitu Lombok Network Holiday, AW Tour, Anjani Travel, Sasak Tour dan ASITA NTB. Kegiatan ini dihadiri oleh travel agent dan tour operator dari Seoul sebanyak 43 orang buyers dan dari Busan sebanyak 48 orang buyers. Dalam forum tersebut juga dilakukan pertemuan terpisah antara para pelaku bisnis (business-to-business atau B2B).
Kegiatan promosi tersebut disinergikan dengan beberapa kegiatan lain. Termasuk di antaranya Economic Forum 2018 yang digagas oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul dengan tema Seizing Opportunity in Trade and Investment serta China International Travel Mart di Shanghai pada 16-18 November 2018 lalu.
Para pembicara dalam Indonesia Economic Forum 2018 di Seoul antara lain Hiramsyah dan Wakil Ketua ASITA Lombok Raden Supardi. Hadir pula perwakilan dari Bank Indonesia, BKPM (Badan Koordinator Penanaman Modal), GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), GAEKI (Gabungan Eksportir Kopi Indonesia), Maspion Group dan Bank BNI.
Dalam kesempatan itu, Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP memaparkan strategi pengembangan pariwisata Indonesia dan memberikan penjelasan mengenai destinasi pariwisata Indonesia. Mereka juga menjelaskan berbagai peningkatan positif dari kegiatan Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP dalam menjalankan Project Management untuk 10 Destinasi Pariwisata Prioritas.
Sebanyak enam destinasi pariwisata telah melampaui target yaitu Tanjung Kelayang (100,6 persen), Tanjung Lesung (100,2 persen), Kepulauan Seribu (101,8 persen), Mandalika (108,8 persen), Labuan Bajo (114 persen), dan Morotai (104,4 persen).
Sementara itu, empat destinasi pariwisata dalam proses perkembangan dan telah mencapai lebih dari 90 persen yaitu Danau Toba (95 persen), Borobudur (97,1 persen), Bromo Tengger Semeru (92,9 persen) dan Labuan Bajo Wakatobi (97,2 persen).