REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada orang dewasa, psikopat didiagnosis sebagai gangguan kepribadian antisosial dan ditunjukkan dalam perilaku. Hanya sajaIlmuwan memperkirakan sekitar satu persen anak-anak di seluruh dunia menunjukkan sifat-sifat yang mengarah pada psikopat, seperti tidak emosional dan tidak mudah merasa.
Untungnya mayoritas anak-anak tidak psikopat. Namun, ada orang tua yang menduga-duga dan mengkhawatirkan anaknya menjadi seorang psikopat.
Dilansir dari Verywell Family, Senin (3/12), sebuah studi 2016 oleh peneliti Universitas Michigan menunjukkan tanda-tanda awal psikopat bisa ditunjukkan pada anak berusia dua tahun. Pada usia dini mereka sudah menunjukkan perbedaan dalam empati dan hati nurani.
Bagaimana cirinya pada anak usia dua hingga empat tahun? Pertama, anak tampak tak merasa bersalah setelah berperilaku buruk. Kedua, hukuman tidak mengubah tingkah lakunya. Ketiga, anak sangat egois dan tak ingin berbagi. Keempat, anak suka berbohong.
Pada usia sembilan tahun, peneliti menemukan anak-anak yang tadinya menunjukkan empat perilaku di atas semakin mungkin berkembang dan bermasalah saat memasuki jenjang kanak-kanak dan sekolah dasar. Mereka menunjukkan sifat-sifat mirip psikopat pada orang dewasa, seperti mengabaikan perasaan orang lain dan tak menunjukkan rasa sesal.
Youth Psychopathic Traits Inventory (YPI) salah satu penilaian umum untuk melihat indikasi psikopat. Gejalanya seperti suka berbohong, manipulatif, muka badak, tidak emosional, impulsif, tidak jera dengan hukuman, suka mencari sensasi, tidak bertanggung jawab, dan bergaul dengan sesama teman yang juga antisosial.
Psikopat adalah hasil dari faktor-faktor rumit, mulai dari genetika, dinamika keluarga, dan pengalaman hidup. Anak-anak yang secara fisik sering dilecehkan, diabaikan, dan terpisah dari orang tua lebih mungkin menjadi psikopat. Hubungan buruk dengan orang tua juga dianggap faktor penyebab.
Orang tua dengan masalah kesehatan mental, penyalahgunaan obat-obatan, atau orang tua yang minim kontak dengan anaknya sejak bayi, sangat mungkin membesarkan anak-anak psikopat. Perundungan juga memainkan peran. Mereka korban bullying berpotensi menjadi sosok yang tidak bisa berempati dan tidak emosional saat beranjak dewasa dan lebih tua.
Ada anggapan psikopat tak bisa diobati, namun penelitian terbaru menunjukkan bantuan profesional bisa mengatasinya jika dilakukan sejak dini. Anak-anak yang menunjukkan sifat psikopat membutuhkan perawatan khusus, sebab mereka tidak akan merespons metode pendisiplinan biasa. Dokter anak mungkin bisa merujuk Anda untuk mengevaluasi anak lebih komprehensif untuk menentukan apakah anak benar bermasalah kesehatan mental, masakah kepribadian, atau gangguan perilaku.