REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua tanpa sadar sering meminta anaknya memberikan pelukan, ciuman, atau perilaku ramah dalam bentuk sentuhan kulit kepada orang lain. Ini pada dasarnya sikap salah sebagai orang tua.
Anak-anak yang berpikir mereka harus memenuhi permintaan orang dewasa akan kasih sayang lebih mudah dilecehkan secara seksual di kemudian hari. Jika mereka tanpa sadar bertemu predator anak, kemudian diminta melakukan sesuatu yang tak nyaman dilakukan, anak mungkin merasa berkewajiban memenuhi permintaan tersebut.
Kondisinya berbeda pada seorang anak yang sedari kecil telah diajarkan mengenal anggota tubuhnya dan berani mengatakan 'tidak' untuk hal-hal yang tak nyaman dilakukan. Anak berhak memilih apakah dia ingin duduk di pangkuan seseorang atau tak ingin dicium orang lain.
Dilansir di Verywell Family, Senin (3/12), orang tua disarankan membuat aturan anak tidak boleh melakukan kontak fisik dengan siapa pun - tak terkecuali kerabat - jika anak tak berkenan. Jelaskan pada anak menyenangkan orang lain tidak harus ditunjukkan dengan kontak fisik, seperti ciuman atau pelukan.
Ajari anak untuk menjaga anggota tubuhnya. Ini berguna di kemudian hari ketika ada seseorang berniat jahat memintanya melakukan kontak fisik. Jika si anak tak ingin memeluk atau dipeluk, maka jangan pernah memaksanya.
Hal paling wajar dilakukan anak terhadap orang atau sosok lebih tua adalah berjabat tangan. Bicarakan bagaimana cara tepat untuk berjabat tangan saat bertemu dengan kakek, nenek, atau guru. Kebiasaan ini bagus diterapkan pada usia balita. Yakinkan anak mereka tak perlu merasa bersalah atau berdosa menolak pelukan sayang atau ciuman dari orang lain.