Senin 03 Dec 2018 05:21 WIB

Weekend Getaway ke Kota Pariaman

Wisatawan bisa mencapai deretan pantai nan indah

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Hazliansyah
Pengendara sepeda motor melalui deretan penjual sala lauak, makanan khas Sumatra Barat di kawasan Ulakan, Padang Pariaman.
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Pengendara sepeda motor melalui deretan penjual sala lauak, makanan khas Sumatra Barat di kawasan Ulakan, Padang Pariaman.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Kota Pariaman menjadi salah satu destinasi yang bisa dikunjungi. Pemburu wisata weekend getaway bisa berkunjung ke Kota Pariaman yang jaraknya 45 kilometer (km) dari pusat Kota Padang atau sekitar 1,5 jam ditempuh dengan kendaraan bermotor.

Tak hanya itu, jalur rel kereta api antara Kota Padang dan Pariaman masih aktif mengangkut rangkaian KA Sibinuang dengan 4 jadwal perjalanan setiap harinya. Masyarakat bisa bolak-balik antara Kota Padang dan Pariaman dengan tarif tiket hanya Rp 5 ribu per orang.

Lantas apa saja keseruan yang bisa ditemukan di kota kecil tepi laut ini?

Wisatawan yang berkunjung menggunakan KA Sibinuang tidak akan seleluasa wisatawan yang menggunakan kendaraannya sendiri dalam mengeksplor Kota Pariaman. Namun jangan salah, pelancong yang memanfaatkan moda transportasi kereta api masih bisa menikmati keindahan deretan pantai di Kota Pariaman yang jaraknya tak jauh dari Stasiun Kereta Api Pariaman.

Hanya dengan berjalan kaki dari stasiun, wisatawan bisa mencapai deretan pantai nan indah dan tentunya gratis. Pengunjung juga bisa menyeberang ke Pulau Angso Duo dengan kapal yang tarif sewanya sekitar Rp 30 ribu-Rp 40 ribu per orang.

Deretan pantai yang ada, seperti Pantai Gandoriah hingga Pantai Kata, juga dipadati penjual makanan khas Pariaman yakni Sala Lauak. Makanan khas berbahan ikan ini menjadi penganan wajib bagi siapapun yang berkunjung ke Pariaman.

Selain itu, wisatawan juga tak akan kesulitas menemukan warung nasi sek, yakni sajian khas Pariaman berupa nasi putih yang dibungkus daun pisang. Soal harga? Kantong Anda tak akan jebol, tenang saja. Rata-rata, pelancong menghabiskan waktu 1-2 jam untuk menikmati indahkan deretan pantai dan birunya laut di pesisir Kota Pariaman.

Bagi pengunjung yang berkendara dengan kendaraan pribadi, berkunjung ke kompleks pemakaman Syekh Burhanudin di Ulakan bisa menjadi opsi menarik. Di sana, masyarakat bisa berwisata religi dengan berziarah dan menggali informasi tentang penyebaran Islam di Sumatra Barat.

Tak hanya itu, di luar kompleks makam dan masjid, tepi jalan dipadati oleh penjual sala lauak. Lagi-lagi wisata kuliner menjadi pilihan mengasyikkan bagi pelancong.

Salah satu pengunjung dari Kota Bandung, Jawa Barat, Silvia (26 tahun), mengaku puas berkeliling Kota Pariaman. Baginya, kota yang tak jauh dari Bandara Internasional Minangkabau tersebut menawarkan opsi berwisata selain pusat Kota Padang yang sudah sering ia kunjungi.

Selain itu, lokasinya yang dekat dari bandara juga memberi peluang bagi wisatawan untuk menghabiskan hari sebelum kembali ke kota asal.

"Pariaman ternyata menarik. Selain pantai yang tidak seramai di Padang, kulinernya juga lezat. Setelah berkunjung ke Pariaman, saya juga tak perlu khawatir mengejar pesawat karena jaraknya ternyata dekat," kata Silvia, Ahad (2/12).

Pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi juga tak perlu khawatir soal kualitas jalan antara Kota Padang dan Kota Pariaman. Pemerintah sudah 'memperhalus' jalan di belakang Politeknik Pelayaran Sumbar (Poltekpel) yang sebelumnya dihindari pengendara kendaraan bermotor. Kini, berkunjung ke Kota Pariaman semakin nyaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement