REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu hal tersulit dirasakan orang tua saat anak-anak mereka masuk perguruan tinggi adalah hilangnya interaksi sehari-hari. Anak tak lagi tinggal serumah dengan Anda, apalagi jika si anak memutuskan menjadi anak kost, tinggal di rumah kontrakan sendiri, atau tinggal di luar asrama. Adalah normal sebagai orang tua Anda merasa khawatir, terkadang hampa. Kamar buah hati sekarang kosong. Tak ada lagi suaranya menghiasi rumah, rasanya kesepian.
Hubungan orang tua anak pasti mengalami sejumlah perubahan seiring pertambahan usia. Namun, jika ditangani dengan tepat, anak-anak Anda pasti menjadi anak yang independen dan bertanggung jawab menjaga kepercayaan orang tua.
Bagaimana agar orang tua dan anak tetap bisa terhubung dalam kasus ini? Berikut tipsnya, dilansir dari Verywell Family, Selasa (27/11).
1. Sepakati frekuensi berkomunikasi
Kebanyakan orang tua memilih berkomunikasi dengan anaknya yang telah menjadi mahasiswa sekali sepekan. Komunikasi bisa dilakukan dengan sambungan ponsel, atau video call. Frekuensi komunikasi bisa lebih sering jika si anak menginginkan lebih, khususnya melalui layanan pesan singkat atau chat.
2. Punya media sosial
Beberapa orang tua memutuskan membuat akun media sosial, apakah itu Facebook, Instagram, atau Twitter supaya tetap bisa terhubung atau melihat aktivitas anaknya yang kebetulan juga memiliki akun media sosial. Dengan cara ini mereka bisa mengetahui kondisi putra-putri mereka dari pembaharuan statusnya, atau dari foto-foto yang diunggah.
Cobalah untuk tidak mengomel atau memberi komentar negatif di kolom komentar jika ada postingan anak yang kurang berkenan di hati Anda. Sebaliknya nikmati saja waktu yang Anda miliki untuk memantau aktivitas mereka.
3. Kirim tanda cinta dari rumah
Anak kuliah, apalagi mahasiswa baru senang mendapat kiriman tanda cinta dari rumah. Bentuknya bisa berupa paket makanan kesukaan, masakan si ibu, atau kudapan favoritnya. Ini bisa mencerahkan hari-hari mereka yang tegang memasuki jenjang pertama kuliah.
4. Sesekali berkunjung ke kampus
Sesekali kunjungi anak Anda langsung di kampus atau di kostnya. Anda bisa melakukan ini misalnya sekali tiga bulan, atau sekali enam bulan. Beri buah hati kesempatan untuk memperkenalkan lingkungan barunya, kampusnya, bahkan mungkin mengenalkan Anda pada teman-temannya.
5. Hargai perubahan suasana hati anak
Ada kalanya suasana hati anak buruk. Anda tak perlu tersinggung. Ingat saja masa-masa sama yang pernah Anda lewati dulu. Dunia kampus kerap membuat stres mahasiswa. Jika si anak belum mau berkomunikasi, bersabarlah, dan hubungi mereka saat suasana hatinya sudah membaik.