REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Penelitian baru di Eropa menemukan depresi dikaitkan dengan peningkatan risiko atrial fibrilasi. Atrial fibrilasi adalah gangguan irama jantung yang paling umum atau dikenal juga dengan jantung berdebar.
Penelitian ini dipimpin oleh peneliti di Aarhus University dengan mengamati 785.254 warga Denmark yang memulai pengobatan anti depresan antara 2000 hingga 2013. Mereka kemudian membandingkannya dengan kelompok kontrol.
Para peneliti menilai risiko atrial fibrilasi pada partisipan sebelum memulai pengobatan, ketika diasumsikan pasien mengalami depresi tetapi tidak diobati secara medis, dan setelah memulai pengobatan.
Temuan, yang diterbitkan dalam European Journal of Preventive Cardiology, menunjukkan obat anti depresan dikaitkan dengan risiko tiga kali lipat lebih tinggi dari atrial fibrilasi selama bulan pertama pengobatan. Meski begitu hubungan ini secara bertahap berkurang selama tahun berikutnya 1,37 kali lipat lebih tinggi risiko pada dua sampai enam bulan dan 1,11 kali lipat pada enam sampai dua belas bulan.
Namun, risiko atrial fibrilasi bahkan lebih tinggi pada bulan sebelum memulai anti depresan, risiko sebesar 7,65 kali lipat lebih tinggi, menunjukkaan obat anti depresan tidak bertanggung jawab atas frekuensi tinggi fibrilasi atrium yang ditemukan pada orang depresi.
“Sudah menjadi rahasia umum ada hubungan antara pikiran dan hati. Depresi memprediksi perkembangan penyakit arteri koroner dan memperburuk prognosisnya,” kata penulis studi Morten Fenger-Gron, dilansir dari Malay Mail, Kamis (22/11).
Mengisi resep anti depresan dikaitkan dengan risiko tiga kali lipat lebih besar dari atrial fibrilasi. Penurunan seiring waktu menunjukan pengobatan dapat mengurangi risiko ini.
“Ini menunjukkan obat anti depresan sendiri tidak terkait dengan perkembangan atrial fibrilasi. Jika anda depresi, tidak ada alasan khawatir mengkonsumsi obat akan menyebabkan atrial fibrilasi,” kata Fenger-Gron.
Fenger-Gron juga mengatakan pasien yang sudah memiliki atrial fibrilasi tidak perlu khawatir mengkonsumsi obat anti depresan jika membutuhkannya.
“Jagalah kesehatan mental anda karena penelitian kami mendukung bukti yang ada bahwa masalah dengan pikiran dapat merusak jantung,” ujarnya.