REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menciptakan keseimbangan sosial dalam kehidupan manusia dinilai penting bagi masyarakat perkotaan modern. Karena itu menciptakan hunian modern sudah selayaknya memperhatikan sentuhan seni maupun kepuasan batin para penghuninya.
Konsep itu diyakini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengembang dalam menawarkan produknya ke pasar. Menawarkan lokasi strategis saja tampaknya belumlah cukup apabila tidak dilengkapi dengan sarana pendukung yang mampu menciptakan keseimbangan kebutuhan para penghuninya.
"Kami ingin menciptakan keseimbangan, ada jiwa didalamnya dalam hidup bertetangga dan aktivitas lain penghuninya," kata Djoko Santoso, Manager Biro Pemasaran PT Adhi Commuter Properti.
Konsep tersebut terlihat dari pembangunan apartemen LRT City Jaticempaka Gateway Park yang dilengkapi sejumlah sarana publik. Diatas lahan seluas 5,2 hektar selain hunian bertingkat juga terdapat tempat terbuka bagi pentas seni, bersepeda, taman hijau terbuka, pedestrian dan lainnya sebagai sarana publik. "Kami ingin merubah kebiasaan bersosial karena anak milenial suka berkumpul," kata Djoko.
Fasilitas tersebut memang disediakan bagi kaum milenial memang menjadi incaran utama calon konsumennya. Hal itu sekaligus menunjang fasilitas transportasi massal light rail transit (LRT) yang menjadi dayat tarik utama apartemen di kawasan Timur Jakarta ini.
Project Director LRT City Jaticempaka-Gateway Park Ibnu Mahmud Junaidi mengatakan kawasan yang dikembangkan di sisi stasiun LRT Jatibening Baru tersebut memliki luas lahan seluas 5,2 hektare. "Di kawasan yang berada di perbatasan DKI Jakarta dan Bekasi ini, rencananya akan dikembangkan lima tower apartemen, dengan total sebanyak 3.744 unit," kata Ibnu dalam keterangan tertulisnya, Ahad (18/11).
LRT City Jaticempaka Gateway Park, dikembangkan dengan menerapkan 5 prinsip Transit Oriented Development (TOD). yaitu; Walkable, dimana semua fasilitas kawasan didesain berdekatan dan dapat diakses dengan mudah hanya berjalan kaki.
Connect, yaitu terhubung langsung dengan Stasiun LRT. Shift & Transit, terdapat LRT dan Shuttle Bus. Densify, residential building dikembangkan secara vertikal untuk mengoptimalkan lahan. Mixed Use, yaitu perpaduan berbagai fungsi bangunan residensial dan komersial dalam satu kawasan.
Dari total unit yang tersediasaat ini sudah terjual 90 persen. Dia optimistis sampai dengan akhir 2018, sisa unit yang ada di apartmen di kawasan TOD stasiun LRT tersebut akan habis terjual.
Pengamat properti David Cornellis menilai investasi properti di kawasan stasiun LRT saat ini terbilang tinggi. Pemerintah saat ini masih membangun LRT Jabodebek dengan jalur sepanjang 82 kilometer.
Tingginya investasi di kawasan stasiun LRT karena adanya konsep pengembangan properti berorientasi transit (TOD). "Konsep seperti ini akan masif ke depannya," kata David.
Jakarta yang sudah menjadi kota megakosmopolitan memerlukan kawasan TOD agar dapat mengatasi kemacetan. Nantinya, hunian maupun komersial yang ada akan terintegrasi dengan area transportasi massal seperti LRT, mass rapid transit (MRT), Transjkarta, Kereta Rel Listrik (KRL), dan bus rapid transit (BRT). "Kawasan yang berada di sisi stasiun LRT akan menjadi primadona, dan akan menjadi pilihan bagi kaum sub urban," kata David.