Ahad 18 Nov 2018 06:40 WIB

Untuk Kesehatan Jantung, Peneliti Sarankan Angkat Beban

Olahraga angkat beban dinilai lebih baik untuk kesehatan jantung dibandinkan lari

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Hazliansyah
Angkat Beban. Ilustrasi
Foto: ANTARA
Angkat Beban. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian mengungkap olahraga angkat beban dinilai lebih baik untuk kesehatan jantung dibandingkan dengan olahraga lari. Para peneliti menemukan bentuk latihan statis mempunyai dampak lebih besar dari semua bentuk latihan untuk mengurangi risiko penyakit jantung.

Para peneliti menemukan bahwa terlibat dalam jenis aktivitas dengan tingkat faktor risiko kardivaskular yang lebih rendah dapat memberikan manfaat paling kuat pada orang muda dan yang memilih latihan statis.

Seperti dilansir dari inews.co.uk, Sabtu (17/11), para ilmuwan di studi kebugaran fisik mengatakan bahwa latihan statis seperti latihan kekuatan dapat mengurangi risiko penyakit jantung lebih dari kegiatan aerobik seperti berlari.

Untuk penelitian ini, para peneliti menganalisis berbagai faktor risiko kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan, diabetes dan kolesterol tinggi. Dalam kaitannya dengan dua jenis latihan, aktivitas statis tampak lebih bermanfaat.

Para peneliti menggunakan data dari 4.086 orang dewasa Amerika dalam Survei Kesehatan dan Gizi Nasional 2005-2006, dengan membuat penyesuaian untuk usia, etnis, jenis kelamin dan apakah orang tersebut merokok atau tidak.

Dari kelompok usia, dibagi menjadi dua kelompok usia yakni orang dewasa muda berusia 21 hingga 44 tahun dan dewasa yang lebih tua berusia 45 tahun ke atas.

Kemudian, sekitar sepertiga atau 36 persen orang dewasa muda dan seperempat atau 25 persen dari orang dewasa yang lebih tua diberikan latihan dalam jenis latihan yang lebih statis.

Sementara itu, 28 persen dari orang dewasa yang lebih muda dan 21 persen dari orang dewasa yang lebih tua diminta melakukan kegiatan yang dinamis seperti berjalan dan bersepeda.

Para peneliti menemukan bahwa terlibat dalam kedua jenis kegiatan dikaitkan dengan 30 hingga 70 persen tingkat yang lebih rendah dari faktor risiko kardiovaskular. Namun, para peneliti menemukan manfaatnya paling kuat di antara mereka yang lebih muda dan mereka yang memilih olahraga statis.

"Aktivitas statis tampak lebih bermanfaat daripada dinamis dan pasien yang melakukan kedua jenis aktivitas fisik bernasib lebih baik daripada pasien yang hanya meningkatkan level satu jenis aktivitas," ujar ahli epidemiologi statistik dan asisten profesor di Universitas St George di Grenada, Maia Smith.

Namun, ia melanjutkan, yang terpenting adalah terlibat dalam aktivitas fisik. Menurutnya, penelitian, yang dipresentasikan di American College of Cardiology di Amerika Latin Conference di Peru, juga menemukan kedua jenis latihan hampir sama populer di kalangan orang tua seperti mereka dengan orang-orang muda.

"Yang penting adalah memastikan mereka terlibat dalam aktivitas fisik, penelitian masa depan harus mempertimbangkan perbedaan dan rekomendasi latihan harus mencakup komponen statis," kata Smith.

Fauziah Mursid

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement