REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari Massachusetts General Hospital Boston Dr Azar Radfar PhD bersama timnya menemukan bahwa sering terpapar suara berisik berdampak buruk terhadap kesehatan. Menurut Radfar, sering terpapar suara berisik dapat meningkatkan respons stres di otak manusia.
Hal tersebut bisa memicu peradangan di pembuluh darah yang menyebabkan permasalahan kesehatan serius termasuk serangan jantung atau stroke. Tim peneliti mendapatkan data dari 499 peserta yang terbebas dari penyakit kanker dan kardiovaskular.
Setelah menganalisa data, tim peneliti menemukan bahwa peserta dengan tingkat paparan suara berisik yang tinggi terlihat adanya aktivitas stres pada otak. Selain itu ditemukan pula lebih banyak peradangan pada pembuluh arteri mereka.
Peningkatan peradangan pembuluh darah merupakan faktor utama untuk penyakit jantung. Sehingga, menemukan mata rantai antara inflamasi dan penyakit kardiovaskular sangatlah penting.
Meski demikian peserta dengan aktivitas stres yang paling tinggi memiliki risiko tiga kali lebih besar terkena penyakit kardiovaskular. Bahkan bila dibandingkan dengan faktor risiko lain seperti polusi, rokok dan diabetes, faktor paparan suara berisik masih lebih tinggi.
Walaupun tidak bisa mengontrol seluruh faktor risikonya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar terhindar dari penyakit kardiovaskular. Beberapa diantaranya seperti menghindari rokok, banyak melakukan aktivitas fisik dan jaga makan agar tidak kelebihan berat badan. Yang terpenting juga menghindari penyebab stres seperti menjauhi suara-suara berisik.