REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istilah seperti Generasi X, Y, Z hingga alpha mungkin sudah tak lagi asing di telinga. Istilah-istilah ini digunakan untuk mengelompokkan masyarakat berdasarkan tahun kelahiran mereka.
Ada satu kelompok generasi lagi yang mungkin belum banyak dikenali namun patut mendapat perhatian lebih. Alasannya, generasi ini memiliki risiko besar terhadap beragam penyakit tidak menular. Genarasi ini dikenal sebagai Generasi O.
"Pada 2014 Sun Life melakukan survei dan cukup mengerikan hasilnya buat kami. Survei ini mengatakan ada yang disebut dengan Generasi O," ungkap Presiden Direktur Sun Life Financial Indonesia Elin Waty dalam kampanye Live Healthier Lives bersama Sun Life Financial Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Gerenasi O merupakan terdiri dari masyarakat berusia produktif yang menjalani pola hidup tidak seimbang. Ketidakseimbangan pola hidup ini menyebabkan mereka mengalami overworked, overeating dan overwhelmed.
Overworked berkaitan dengan kecenderungan bekerja dalam waktu yang sangat panjang. Overeating berkaitan dengan kecenderungan untuk banyak mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Sedangkan overwhelmed berkaitan dengan rasa kewalahan akibat pola hidup yang tidak seimbang.
Survei terbaru pada 2016-2017 menunjukkan bahwa Generasi O pada kelompok usia produktif di Indonesia semakin mengalami peningkatan. Chief Marketing Officer Sun Life Financial Indonesia Shierly Ge mengungkapkan bahwa ada sekitar 51 persen partisipan yang tidak berolahraga secara teratur. Selain itu, sekitar 34 persen partisipan juga diketahui hanya tidur kurang dari enam jam per hari.
"Ada 32 persen yang tidak menerapkan pola makan sehat," ungkap Shierly.
Faktor overworked, overeating dan overwhelmed yang dibiarkan dalam waktu lama tentu akan berkontribusi dalam meningkatkan risiko penyakit tidak menular pada Generasi O ini. Padahal, penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian terbesar di dunia menurut data WHO.
"WHO mengatakan tujuh dari 10 orang meninggal karena penyakit tidak menular," tambah Elin.
Agar terhindar dari beragam risiko penyakit tidak menular yang berkaitan dengan gaya hidup, Generasi O perlu melakukan modifikasi. Salah satunya adalah dengan membiasakan diri untuk melakukan aktivitas fisik yang sederhana dalam keseharian.
Salah satu contohnya adalah menggunakan tangga saat bekerja. Pekerja yang berkantor di lantai 10 suatu gedung misalnya, bisa menggunakan lift hanya sampai lantai 8 dan setelahnya melanjutkan perjalanan ke lantai 10 dengan menggunakan tangga.
"Atau jalan sendiri membeli makanan, jangan hanya menggunakan jempol (pesan online) atau menyuruh OB," ungkap Dokter Timnas Sepakbola Wanita Indonesia Asian Games 2018 dr Grace Joselini.
Kebiasaan berolahraga rutin juga bisa ditingkatkan secara bertahap hingga akhirnya memenuhi anjuran 3-5 kali per minggu dengan durasi 30-60 menit. Beberapa contoh olarhaga yang bisa dilakukan adalah olahraga aerobik speerti berlari atau berenang, olahraga angkat beban maupun olahraga fleksibilitas seperti yoga atau pilates.
"Kalau merasa 30 menit lama, bisa dimulai dari 10 menit dulu sebanyak tiga kali dalam sehari, lalu ditingkatkan jadi 15 menit dua kali sehari," papar Grace.