Ahad 11 Nov 2018 18:08 WIB

Rumah Pengasingan Hatta dan Syahrir Jadi Saksi Perjuangan

Bangunan di Sukabumi tersebut berdiri sejak tahun 1926.

Rep: Riga Iman/ Red: Indira Rezkisari
Rumah pengasingan Bung Hatta dan Syahrir di Kota Sukabumi.
Foto: Republika/Riga Iman
Rumah pengasingan Bung Hatta dan Syahrir di Kota Sukabumi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Rumah pengasingan atau rumah bekas tahanan Bung Hatta dan Syahrir di Kota Sukabumi Jawa Barat menjadi saksi perjuangan pahlawan bangsa dalam meraih kemerdekaan. Bangunan tua atau warisan budaya ini hingga kini tetap kokoh berdiri.

Rumah pengasingan tersebut berlokasi di Jalan Bhayangkara Nomor 156 A, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi. Bangunan itu tepatnya dibangun pada 1926 lalu dan berada di kompleks rumah inspektur polisi atau saat ini disebut Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Polri.

Dari informasi yang diperoleh dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten yang berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan Muhammad Hatta dan Sutan Syahrir tinggal selama 1,5 bulan di rumah pengasingan tersebut.

''Bung Hatta dan Syahrir menempati rumah ini pada 1 Februari 1942 dengan pengawalan kepolisian hindia Belanda,'' ujar juru pelihara (Jupel) Rumah Pengasingan Bung Hatta dan Syahrir dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten yang berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Mulyani, Ahad (11/11). Bung Hatta dan Syahrir menempati dua rumah berbeda yang saling bersebelahan.

Sebelum ke Sukabumi, Bung Hatta dan Syahrir menempuh perjalanan dari Banda Neira Maluku ke Surabaya lalu Jakarta dan akhirnya tiba di Kota Sukabumi. Selama tinggal di rumah pengasingan Bung Hatta dan Syahrir seringkali dikunjungi sejumlah tokoh nasional.

Keduanya meninggalkan rumah tersebut pada 21 Maret 1942. Bangunan warisan budaya ini kini seringkali warga terutama pelajar yang ingin mengetahui sejarah perjalanan bangsa. Setiap pekannya ada puluhan pelajar yang berkunjung untuk melihat bangunan bersejarah tersebut.

photo
Rumah pengasingan Bung Hatta dan Syahrir di Kota Sukabumi.

‘’Rumah khas ini bergaya kolonial Belanda,’’ ujar Mulyani, yang sudah 11 tahun menjadi jupel di rumah pengasingan Bung Hatta dan Syahrir di Sukabumi. Rumah tersebut hingga kini masih terjaga keasliannya. Meskipun telah dilakukan renovasi selama beberapa kali.

Misalnya bangunan tembok dan kayu jati yang menopang bangunan tersebut masih terawat dan hanya dicat dengan warna baru. Selain itu lantai bangunan juga masih asli karena tidak mengalami perubahan.

Mulyani menerangkan, bangunan warisan budaya ini terdiri atas dua bagian yakni rumah yang ditempati Bung Hatta dan Syahrir. Masing-masing rumah terdiri atas dua kamar tidur, ruangan dapur, dan dua kamar mandi.

Keberadaan bangunan bersejarah tersebut mendapatkan perhatian dari Pemkot Sukabumi dan kalangan akademisi dari Universitas Muhammdiyah Sukabumi. ‘’Kami berupaya untuk menjaga heritage salah satunya dengan membuat roadmap heritage yang ada di Kota Sukabumi,’’ ujar Wali kota Sukabumi Achmad Fahmi.

Hal ini salah satunya dengan mendukung adanya seminar ruang lingkup dan peran spasial urban heritage yang digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) dan Pemkot Sukabumi beberapa waktu lalu. Sukabumi lanjut Fahmi, sebenarnya sudah memiliki rencana induk pemeliharaan kawasan heritage. Namun ke depan akan dilihat apakah rencana induk itu masih sesuai atau jika belum akan perbaiki.

Pemkot tutur Fahmi melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terkait pemeliharaan bangunan warisan budaya. ''Jika provinsi meminta adanya peraturan daerah (Perda) yang mengatur warisan budaya, maka kami akan membuat ketentuan tersebut,'' imbuh dia.

Ketua LPPM UMMI Reni Mulyani mengatakan, bangunan-bangunan bersejarah di Sukabumi banyak sekali dan itu menjadi media untuk belajar sejarah bangsa serta menjadi potensi pariwisata.'' Bangunan heritage ini ada di Jalan R Syamsudin, Siliwangi, dan Bhayangkara,'' ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement