REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Museum WR Soepratman di Jalan Mangga Nomor 21 Tambaksari, Kota Surabaya, Jawa Timur, akan diresmikan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, Sabtu (10/11). Kepala Dinas Pariwisata Pemkot Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan peresmian itu baru bisa dilakukan pada tahun ini dari rencana semula diresmikan pada 2017.
"Tertundanya peresmian karena perlu persiapan lebih matang. Kami perlu menata ulang di antaranya membenahi rumah, kemudian akses jalan menuju rumah," katanya, Jumat (9/11).
Menurut dia, nantinya rumah komponis lagu kebangsaan Indonesia Raya itu akan menjadi ikon baru sejarah Kota Pahlawan. Selain itu, lanjut dia, museum itu nantinya akan menjadi tempat pembelajaran bagi anak-anak.
"Untuk itu, kami masih berusaha untuk menambah koleksi museum dengan menjalin kerja sama dengan beberapa museum nasional," ujarnya. Beberapa benda peninggalan WR Soepratman yang diupayakan menjadi koleksi museum di antaranya konsep tulisan lagu dan foto-foto pergerakan.
"Kami juga akan membuat replika biola dan berusaha mengumpulkan nama jalan beliau dan kalimat terakhir sebelum wafat. Kami akan buat memorabilia," katanya.
Sesuai rencana, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan meresmikan museum WR Soepratman. Peresmian tersebut digelar bersamaan dengan sekolah kebangsaan yang diikuti oleh sekitar 100 anak-anam sebagai peserta.
Usai diresmikan masyarakat bisa mengunjungi museum itu tanpa dipungut biaya mulai pagi sampai sore pada Senin sampai Ahad. "Kita berharap WR Soepratman bisa menjadi insiprasi, kalau berjuang itu tidak harus angkat senjata. Melainkan dengan keahlian yang dimiliki dengan menulis lagu," katanya.
Saat disingung soal keluarga besar pencipta Lagu Indonesia Raya itu, Antiek menegaskan kalau Pemkot Surabaya tidak mau terlibat. "Itu urusan keluarga, nanti pihak keluarga kita undang semua baik itu yang di Surabaya maupun Jakarta," katanya.
Antik mengatakan rumah bergaya kolonial tersebut menjadi saksi bisu sebelum komponis itu tutup usia. WR Supratman tinggal di sana selama setahun, kemudian meninggal pada 17 Agustus 1938 di rumah tersebut.
Ada berbagai benda peninggalan pahlawan nasional kelahiran 9 Maret 1903 tersebut, mulai tempat tidur, meja kursi, biola, hingga setelan jas yang dikenakan dalam Kongres Pemuda 28 Oktober 1928. Rumah bersejarah tersebut terdiri atas beberapa bagian yakni pada bagian utama dibagi menjadi dua ruangan untuk kamar tidur dan ruang tamu. Lalu, ada area tengah berupa halaman dan sebuah gudang kecil. Pada halaman belakang direncanakan dibuat relief dinding yang isinya cerita tentang perjalanan dan perjuangan WR Soepratman.