REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para perempuan di Inggris yang mencari klinik aborsi melalui aplikasi Google Maps bisa jadi dikelabui. Bukannya mengarahkan tujuan ke klinik, malah mereka diarahkan ke organisasi-organisasi pro-kehidupan.
Alih-alih menunjukkan lokasinya, hasil pencarian klinik aborsi di layanan pemetaan jalan itu justru menyarankan sebuah alamat dan nomor telepon berbagai pusat krisis kehamilan. Pusat krisis kehamilan itu akan memberikan nasehat kepada perempuan hamil untuk tidak melakukan aborsi. Pencarian akan menampilkan informasi sejumlah pusat krisis kehamilan yang ada di seluruh Inggris termasuk Aberdeen, Loughborough dan Horsham.
Penemuan datang sebagai hasil investigasi Sunday Telegraph yang mengungkapkan pusat krisis kehamilan di Inggris, Skotlandia dan Wales telah memanipulasi sistem yang muncul di Google Maps. Bagi organisasi yang ingin muncul di Google Maps sebagai klinik aborsi, pemiliknya dimintai melampirkan fasilitas dan layanan apa saja yang akan mereka sediakan.
Dari investigasi ditemukan sejumlah organisasi pro-kehidupan mengkategorisasi diri mereka sebagai klinik aborsi. Kata kunci yang digunakan untuk menemukannya di Google yaitu "saran aborsi" untuk membantu mereka lebih sering muncul mesin pencari Google.
Menurut Sunday Telegraph, di Amerika cara ini sudah menjadi tren. Jaringan berbagai pusat pro-kehidupan yang didanai oleh donatur pribadi dan organisasi religi ini menggunakan teknologi untuk menarget perempuan secara spesifik yang sedang mencari bantuan medis.
Dari investigasi juga ditemukan setidaknya ada lebih dari 50 pusat krisis kehamilan yang muncul sebagai klinik aborsi di Google Maps Amerika. Penemuan ini mendapat sorotan khusus dari Katherine O'Brien selaku kepala media dan peneliti kebijakan di British Pregnancy Advisory Service (BPAS). Katherine mengaku kurang sepakat dengan cara ini. Pasalnya, tidak semua aborsi bertujuan untuk membunuh bayi semata.
"Kami tidak melarang organisasi ini menawarkan pelayanan mereka untuk menasehati perempuan hamil. Namun kami melarang apabila organisasi mempengaruhi perempuan hamil yang membutuhkan perawatan medis khusus," kata Katherine dikutip The Independent.
Hingga saat ini, BPAS masih terus mengkaji maksud dan tujuan berbagai organisasi pro-kehidupan ini terkait strateginya tersebut. BPAS juga mencoba mengonfirmasi ke Google bagaimana pihaknya membedakan pusat anti kehamilan krisis aborsi dengan yang benar-benar merupakan penyedia jasa aborsi agar tidak terjadi kekeliruan dalam menangani perempuan hamil yang membutuhkan tindakan.