REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus penculikan anak di lingkungan sekolah berawal dari kurangnya pengawasan yang diberikan oleh pihak sekolah. Termasuk kurangnya fasilitas penunjang untuk keamanan anak-anak.
Psikolog Tika Wibisono mengatakan, ada tiga tipe cara orang tua mengantarkan anak-anaknya ke sekolah. Yakni kelompok motor, kelompok, mobil dan kelompok bus sekolah.
Namun selain itu lanjut dia, penting juga penggunaan password antara anak dan orang yang menjemput. Hal ini untuk memastikan bahwa mereka yang menjemput adalah orang yang dipercaya dan diberi tanggungjawab menjemput anak tersebut.
“Sekolah lebih ketat dengan memberikan password, anak ini ditanya password-nya apa kalau sama berarti oke (penjemput boleh membawa pulang),” kata Tika melalui sambungan telepon, Kamis (1/11).
Kemudian lanjut dia, penting juga membekali penjemput dengan kartu identitas dari sekolah. Ketika penjemput tidak membawa ID tersebut maka pihak sekolah dilarang mengizinkan anak tersebut untuk dibawa.
“Walaupun yang jemput itu neneknya sendiri, tantenya sendiri, nggak membawa ID ya tidak boleh jemput, banyak yang sakit hati ya tidak apa-apa, ini sekolah-sekolah yang peduli (keselamatan anak),” kata Tika.
Alasannya kadang kejahatan terhadap anak dilakukan oleh orang terdekat mereka. Oleh karena itu menjadi penting bagi pihak sekolah untuk protektif terhadap siswa siswi mereka kendatipun jam pelajaran telah usai.
Di luar negeri jelas Tika, di Texas tempat ia pernah tinggal, anak-anak diantar jemput oleh bus sekolah. Dengan menyediakan bus sekolah, menurutnya akan lebih aman bagi anak-anak tersebut.
Kemudian, fasilitas seperti CCTV menurut Tika adalah hal wajib yang harus dimiliki pihak sekolah baik swasta maupun negeri. Mungkin sedikit mahal tambahnya bagi, namun tetap harus dimiliki demi menjamin dan mencegah tindak penculikan.
“CCTV di teras penjemputan harus ada atau di pintu masuk orang masuk bawa mobil, jadi bisa motret nopol (nomor polisi) mobil itu, kecanggihan? Padahal engga, masalah teknologi saja, demi keselamatan anak,” ucapnya.
Terakhir menurutnya, peran polisi juga harus lebih sensitif terhadap laporan-laporan atas kasus kehilangan anak. Bahkan bukan saja terhadap kasus penculikan anak-anak namun terkait penculikan menurutnya harus segera ditindak lanjuti, dewasa maupun anak-anak.