Selasa 30 Oct 2018 16:40 WIB

Destinasi Anti-Mainstream Mulai Disukai Tahun Ini

Traveloka menyebut saat ini mulai ada tren destinasi lebih jauh hingga Asia Timur

Rep: Santi Sopia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah wisatawan mengunjungi Rumah Doa Bukit Rhema di Kembanglimus, Borobudur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (13/10).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Sejumlah wisatawan mengunjungi Rumah Doa Bukit Rhema di Kembanglimus, Borobudur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah kota-kota besar di Indonesia masih menjadi destinasi favorit masyarakat. Namun, ada pula beberapa tujuan wisata yang mulai menunjukkan popularitasnya pada tahun ini.

Menurut PR Manager Traveloka, Busyra Oryza, tren kunjungan wisata tahun ini memang tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Baik dalam maupun luar negeri, kota besar, seperti Jakarta, Bali, Bandung, Yogyakarta, Medan, Makassar, Singapura, Malaysia masih mendominasi pesanan perjalanan.

Tetapi, destinasi anti-mainstream juga, menurut Busyra, boleh dibilang mulai kian diminati. Orang mulai ingin mencoba tujuan lain yang pengunjungnya belum sebanyak kota besar.

"Bisa dikatakan begitu (anti-mainstream), kita lihat pengaruhnya ada juga dari media sosial. Jadi ada juga secondary city, kayak Malang, Solo, dari sisi domestik," kata Busyra saat dihubungi Republika, Selasa (30/10).

Dari sisi internasional juga adanya tren ingin ke destinasi lebih jauh hingga ke Asia Timur, seperti Seoul (Korea Selatan), Tokyo (Jepang), Hong Kong (Cina). Tren saat ini adalah mendapatkan pengaruh dari media sosial.

Wisatawan juga semakin dimudahkan, baik secara pemesanan operasional hingga dari aturan pemerintah. Busyra mencontohkan, banyak-nya aplikasi agen perjalanan daring yang memudahkan kostumer dari mulai pesan akomodasi hingga mencari kuliner rekomendasi.

"Kemudian kemudahan soal visa juga, ke Jepang juga sudah e-paspor," kata dia.

Traveloka juga menawarkan satu kanal, Go Beyond, yang di dalamnya memuat termasuk 10 destinasi prioritas dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Pada kanal ini, kustomer diberitahu informasi-informasi menarik agar semakin lebih mengenal dan tertarik mengeksplor destinasi tersebut. 

Menurutnya, setiap wisatawan memiliki preferensi tertentu sangat mengunjungi sebuah destinasi, apakah lebih suka mengunjungi pantai, gunung, ataupun berkeliling di pusat kota. Ia juga berharap infrastruktur destinasi prioritas dari Kemenpar lebih optimal agar tidak mengecewakan para wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement